Istri Narapidana Teroris Harus Buka Baju saat Pemeriksaan

Istri Narapidana Teroris Harus Buka Baju saat Pemeriksaan
Napi teroris di rutan Salemba Cabang Mako Brimob Kelapa Dua, menyerah. Foto: DOK POLRI

jpnn.com, DEPOK - Kerusuhan yang terjadi di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua mulai Selasa (8/5) malam hingga Kamis (10/5) pagi bisa jadi merupakan akumulasi kemarahan para narapidana teroris (napiter).

Hal itu diungkap Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM) Achmad Michdan. Dia menilai, selama ini banyak perlakuan petugas yang dianggap tidak manusiawi.

Terkait insiden makanan, menurut Michdan memang sudah tradisi setiap menjelang bulan Ramadan, keluarga para napiter membawakan makanan dari rumah. Makanan ini amat dinantikan oleh para napi. Pasalnya, makanan yang diberikan oleh pihak rutan, menurut Michdan sangat kurang. Baik dari nilai nutrisi maupun porsi.

“Biasanya setiap Ramadan, mereka boleh bawa makanan, sekarang tidak boleh, harus diperiksa segala macam, mungkin sudah SOP-nya,” kata Michdan di Jakarta kemarin (10/5).

Menurut Michdan, hampir separo keluarga para napi biasanya berkunjung sebelum Ramadan. Dia mengaku terakhir kali melakukan kontak dengan salah seorang klien-nya di dalam rutan pada Selasa (8/5) malam sekitar pukul 20.30 WIB.

Si klien yang tak disebut namanya oleh Michdan ini mengabarkan dari dalam penjara melalui telepon. “Katanya dia dengar suara tembakan, pak ada korban,” tutur Michdan.

Meski demikian, Michdan menyebut makanan bukan faktor satu-satunya. Banyak perlakuan petugas yang tidak disukai para napi. Mulai dari proses penangkapan, penahanan, sampai pengadilan. “Mestinya tangkap saja baik-baik,” kata Michdan.

Belum lagi perlakuan yang diterima oleh keluarga narapidana. Misalnya untuk menjenguk, istri para napi tersebut harus membuka baju terlebih dahulu sebagai bagian dari proses pemeriksaan.

Koordinator Tim Pengacara Muslim menilai kerusuhan di Mako Brimob adalah akumulasi kemarahan narapidana teroris.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News