Isu Migrasi BPA dalam Air Galon Terbantahkan, Ini Hasil Penelitian 3 Kampus Ternama

"Meskipun galon didistribusikan pada siang hari, migrasi BPA ke dalam air minum tidak akan terjadi apabila suhu tidak mencapai 159 derajat Celcius. Sementara itu, suhu tertinggi yang tercatat di Indonesia hanya mencapai 38,5 derajat Celcius," kata Prof. Juliati.
Guru Besar Kimia Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USU ini melanjutkan, penelitian dilakukan tidak hanya untuk memastikan keamanan penggunaan galon polikarbonat. Dia mengatakan, penelitian juga sekaligus meluruskan kesesatan informasi terkait migrasi BPA dari galon ke dalam air minum.
Penelitian USU ini serupa dengan dua penelitian sebelumnya terkait dugaan migrasi BPA dari galon guna ulang ke air minum yang dilakukan Universitas Islam Makassar (UIM) di Sulawesi Selatan dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Kedua penelitian ini juga tidak menemukan migrasi BPA dari galon polikarbonat ke dalam air minum.
Ketua Program Studi Studi Kimia UIM, Endah Dwijayanti menjelaskan bahwa penelitian dilakukan terhadap beberapa air galon bermerek populer yang beredar di kota Makassar. Pengujian migrasi BPA dilakukan terhadap galon polikarbonat baik yang terpapar dan tidak terpapar sinar matahari langsung.
Tim peneliti mengumpulkan beberapa sampel galon guna ulang dari lima titik di lima kecamatan di Makassar lalu diuji kandungan BPA-nya. Hasilnya, tidak ditemukan migrasi BPA dari galon ke dalam air. Artinya penggunaan galon polikarbonat sebagai kemasan air masih aman.
"Setelah dianalisis dengan instrumen GC-MS, hasilnya negatif, menunjukkan tidak ada kandungan BPA yang terdeteksi dalam air galon tersebut," kata Endah Dwijayanti.
Endah menjelaskan, penelitian ini didorong oleh maraknya pemberitaan yang menyebutkan bahwa galon guna ulang mungkin mengalami migrasi BPA yang melebihi ambang batas aman. Pemberitaan tersebut telah membuat resah dan gaduh di masyarakat.
Penelitian berjudul 'Analisis Bisphenol-A dan Di-ethylhexyl Phthalates dalam air galon yang beredar di Kota Makassar' ini telah diterbitkan di Food Scientia, Journal of Food Science and Technology, Universitas Terbuka pada Juni 2023 lalu.
Sementara, penelitian ITB dilakukan terhadap empat brand air minum galon ternama di Bandung. Penelitian dilakukan menggunakan alat ukur canggih yaitu HPLC yang terkenal akan ketepatan akurasinya, dengan nilai Limit of Detection (LoD) sebesar 0,0099 mikrogram per liter (mcg/L), sedangkan, menurut Peraturan BPOM Nomor 20 Tahun 2019, ambang batas maksimum migrasi BPA dalam wadah penyimpanan adalah 600 mikrogram per liter (0,6 ppm).
Isu migrasi Bisphenol A (BPA) dari galon guna ulang ke dalam air minum kembali mendapat bantahan melalui hasil penelitian.
- Cuma Indonesia yang Ribut soal Galon Polikarbonat, Eropa & Amerika Santai Saja
- Tak Ada Bahaya BPA, Pemerintah Hingga Pakar Pastikan Konsumsi Air Galon Polikarbonat Aman
- Sinar Matahari Tak Buat BPA Bermigrasi ke Air Galon, Ini Penjelasannya
- Isu BPA Disebut Bukan Dilatari Persaingan Usaha, Warga Tidak Percaya
- Pakar Marketing Soal Persaingan Usaha di Balik Isu BPA Galon Kuat Polikarbonat, Simak Penjelasannya
- Pakar Sebut Migrasi BPA dari Galon ke Air Sulit Terjadi