Isu Neolib Hanya Sekedar Stigma
Rabu, 03 Juni 2009 – 18:40 WIB
JAKARTA – Isu paham ekonomi neoliberalisme yang masih dijadikan senjata untuk menyerang pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, sebenarnya tidak efektif untuk mempengaruhi massa. Pengamat sosiologi politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sudjito mengatakan, isu neolib hanya menjadi konsumsi kelas menengah, yang jumlahnya masih minoritas di Indonesia. “Mereka tahu kok, semua capres itu berpaham neolib. Megawati saat menjadi presiden pernah menjual Indosat, Jusuf Kalla juga begitu bersemangat menarik investor asing, dia memberi ruang yang lebar kepada pemilik modal. Jadi, kelas menengah tidak akan terseret dengan stigmatisasi neolib ke Boediono,” bebernya.
“Dan kalangan kelas menengah di Indonesia itu belum menjadi kelompok ideologis. Mereka masih sangat praktis, akan memilih capres mana yang menguntungkan mereka. Jadi, isu neolib, neozep, itu tak banyak pengaruhnya,” ujar Arie Sudjito kepada JPNN di Jakarta, Rabu (3/6).
Semakin tidak berpengaruh, lanjut Arie, karena kelas menengah Indonesia juga sudah bisa memilah-milahkan sendiri mana capres-cawapres yang benar-benar neolib, dan mana yang pro ekonomi kerakyatan.
Baca Juga:
JAKARTA – Isu paham ekonomi neoliberalisme yang masih dijadikan senjata untuk menyerang pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, sebenarnya
BERITA TERKAIT
- Percaya Diri Didukung Jokowi, Ridwan Kamil Yakin Bakal Menang
- Mak-Mak Majelis Taklim Dukung Rena Da Frina Pimpin Kota Bogor
- Asosiasi Lembaga Survei Presisi Sambut Poltracking Indonesia jadi Anggota Baru
- Ketua DPP NasDem Ajak Warga Teluk Merempan Dukung Afni Zulkifli-Syamsulrizal
- Kembali ke Solo, Kaesang Perkenalkan Respati-Astrid kepada Warga Pucang Sawit
- Fahira Sebut Ridwan Kamil Bakal Tutup Perusahaan Miras PT Delta Djakarta