Isu Pelanggaran HAM Bayangi Prabowo
Ancam Elektabilitas saat Pencapresan
Rabu, 06 Maret 2013 – 05:36 WIB
Permadi menilai masalah Prabowo sudah selesai. Sebagai tentara yang sangat loyal, kata Permadi, Prabowo tidak mungkin mengambil inisiatif. Semua tindakan pasti berdasar perintah atau suruhan atasannya. "Suatu ketika dalam rapat Partai Gerindra, Prabowo menyampaikan bahwa dirinya pernah disuruh membunuh Permadi. Dia itu disuruh. Mengapa yang menyuruh tidak pernah diutik-utik?" ujarnya.
Sebagai Pangkostrad kala itu, lanjut Permadi, Prabowo hanya memiliki tiga atasan. Yang paling bawah adalah KSAD, kemudian panglima ABRI, dan paling atas adalah presiden selaku panglima tertinggi. "Kenapa yang lain itu tidak pernah diutik-utik?" protesnya.
Menurut Permadi, Prabowo yang berpangkat letjen itu sudah menerima ganjaran yang sangat berat dalam bentuk pemecatan. "Itu hukuman tertinggi bagi seorang perwira tinggi," katanya.
Hal lain yang juga harus diingat, lanjut dia, semua aktivis yang penculikannya dikaitkan dengan Prabowo sudah kembali dalam keadaan hidup. "Sekarang semua bergabung ke Gerindra, termasuk saya," ujarnya. Dia menganggap kritik terhadap Prabowo sangat bernuansa politis. "Kalau berani buka kasus 1965! Itu pelanggaran HAM terbesar," tandas Permadi.(pri/c2/agm)
JAKARTA--Berbagai survei menunjukkan elektabilitas capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, cukup tinggi. Tapi, di balik itu, persoalan dugaan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Menjelang Muktamar PBB, Bang Ferry Diunggulkan Jadi Ketua Umum
- Jokowi Ucapkan Selamat Ultah ke-52 PDIP, Darmizal: Sikap Terpuji, Patut Jadi Contoh
- Ikhtiar Taruna Merah Putih Memikat Anak Muda Melalui Logo Baru
- DPR Mendukung Pemerintah untuk Tingkatkan Produksi Garam Lokal
- Kembali Terpilih jadi Gubernur Sumsel, Herman Deru Siap Menyukseskan Program MBG
- Absen di Acara HUT ke-52 PDIP di Jakarta, Bambang Pacul Beri Penjelasan, Ternyata