Isu Reflasi Global Menguat, Semua Pihak Perlu Tahu Fakta Ini
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2022 mencapai 0,66 persen secara month-to-month (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya.
Adapun penyumbang inflasi Desember ialah makanan, tembakau, sektor perumahan, air, BBM hingga transportasi.
Berdasarkan sebaran wilayahnya, inflasi tertinggi terjadi di Kotabaru sebesar 8,65 persen dengan IHK sebesar 119,83 dan terendah terjadi di Sorong sebesar 3,26 persen dengan IHK sebesar 110,95.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan inflasi tahun ke tahun atau Desember 2022 terhadap Desember 2021 terjadi sebesar 5,51 persen.
Kemudian, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyampaikan sebenarnya Indonesia sudah merasakan imbas dari resesi global pada sebagaian sektor.
Misalnya, pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada beberapa pabrik tekstil pakaian jadi, alas kaki, hingga di sektor digital.
"Selain biaya impor mahal maka harga barang yang dijual di Indonesia akan makin tinggi. Ini tentu akan membuat inflasi lebih melonjak dari saat ini," ungkapnya.
Untuk itu, Bhima mengimbau pemerintah Indonesia harus segera mengeluarkan paket kebijakan untuk mengantisipasi dampak tersebut.
Indonesia masih dihadapkan oleh tantangan baru dan ketidakpastian ekonomi pada tahun ini.
- Kenaikan PPN 12 Persen Bakal Ditunda, Marwan Cik Asan: Pilihan Bijak
- BRI Life Beri Perlindungan Asuransi Mikro Bagi 35.224 Petani & UMKM di Jawa Barat
- Akumandiri Dorong Sosialisasi QRIS Mendetail untuk UMKM
- Begini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Agar Berorientasi Ekspor
- Ini Tujuan Bea Cukai Berpartisipasi dalam Program Pemberdayaan UMKM di Indonesia
- Bea Cukai Teluk Bayur Bantu UMKM Manfaatkan Peluang Ekspor Lewat Program Ini