Isu Reshuffle Kabinet Mencuat, Demokrat: Hanya untuk Memenuhi Syahwat Berkuasa?

"Jangan malah presiden atau para pembantunya sok-sokan mencoba mengooptasi, menggergaji hak dan kewenangan parpol sebagai entitas berdaulat di negeri ini," ujarnya.
Alumnus Universitas Indonesia (UI) itu menegaskan paksaan maupun intimidasi terhadap parpol yang mengusung capres berbeda dari harapan parpol-parpol pendukung pemerintah menunjukkan kekuasaan diatur oligarki.
"Seakan-akan negeri ini milik sendiri. Seakan-akan semuanya harus diatur oleh segelintir elite saja," ucapnya.
Herzaky berharap Jokowi dan parpol pendukungnya fokus memperbaiki persoalan rakyat hingga demokrasi yang makin tidak kondusif.
"Bukan malah sibuk memikirkan upaya melanggengkan kekuasaan," katanya.
Herzaky juga menyatakan Presiden Jokowi bisa mencontoh Presiden Ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di akhir masa jabatannya.
"Fokus mengurus negeri dan memikirkan nasib rakyat. Tidak berupaya menentukan dan mengatur siapa sebaiknya calon pengganti beliau," kata Herzaky.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan rencana perombakan kabinet atau reshuffle selalu ada.
Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengomentari isu reshuffle kabinet
- Pak Luhut Sudah ke Rumah Jokowi di Hari Pertama, Ada Kompol Syarif
- NasDem Menghormati Jika Jokowi Pilih Gabung PSI
- Agust Jovan Latuconsina Layak Jadi Wasekjen Demokrat: Energik dan Bertalenta
- Hasil Survei Cigmark Tentang Ketua Wantimpres, Setia Darma: Jokowi Cocok dan Layak
- Apakah Jokowi Akan Bergabung dengan PSI? Begini Analisis Pakar
- Sinyal Jokowi Gabung PSI Makin Kuat, Golkar: Pasti Ada Hitungan Politik