Isu Telur Palsu Resahkan Pedagang

Isu Telur Palsu Resahkan Pedagang
Isu Telur Palsu Resahkan Pedagang

jpnn.com - SAMARINDA-Masyarakat perlu waspada dalam memilih telur. Belakangan beredar kabar adanya telur palsu di pasaran. Telur ini terbuat dari bahan-bahan kimia yang dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai telur ayam. Kekhawatiran ini juga tergambar dari pedagang. Seperti pantauan Kaltim Post (Grup JPNN) di Pasar Segiri, Samarinda.

Jika merujuk dari asalnya, di pasar ini telur yang dijual cenderung aman "Asli". Sebab, sebagian besar pedagang mengaku mendapat pasokan telur dari luar daerah. Bukan luar negeri. Telur yang dipasok ke pasar ini umumnya dari Surabaya dan Sulawesi Selatan. Ridwan, salah satu pedagang mengaku sedikit khawatir dengan isu telur palsu. Sebab dia tak ingin minat masyarakat membeli telur menjadi menurun hingga berimbas kepada pendapatannya.

Dia mengaku pernah ada yang menawarkan telur-telur murah kepadanya. "Saya yakin pedagang lain juga mendapat tawaran yang sama. Katanya itu telur impor, tapi saya tolak karena tak ingin bermasalah kemudian hari. Makanya, di kios ini bakal saya jamin telurnya berkualitas," kata Ridwan, kepada Kaltim Post, Kamis (21/11).

Pedagang telur lainnya pun mengaku tak pernah mengetahui langsung bagaimana rupa telur palsu. "Kami pernah dengar soal telur palsu, tapi tidak tahu bentuknya seperti apa. Sebisa mungkin kami memeriksa telur-telur yang kami jual. Kami juga makan telur, masak mau jual telur palsu," ucap Salim, salah satu pedagang telur di sana.

Dari delapan kios yang terpantau oleh media ini, ada satu kios yang menjual telur dengan ciri-ciri mencurigakan. Warnanya sedikit pudar. Permukaan cangkangnya pun kasar namun bukan karena kotoran ayam yang mengering.

Harganya pun lebih murah, per butirnya hanya Rp 800. Padahal di kios-kios lain harga telur ayam per butirnya dijual mulai dari Rp 1.100 hingga Rp 1.400. Pedagang yang enggan menyebut namanya ini mengatakan telur yang dia jual berasal dari Surabaya.

"Harganya murah karena pasokannya cukup banyak," katanya. Dia mengatakan, dalam sehari paling sedikit terjual sekitar 120 butir telur. Konsumennya keluarga hingga pengusaha makanan yang membeli dalam jumlah besar.

Diketahui, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Balikpapan kini semakin intens memantau peredaran bahan makanan. Ini karena merebak kabar makanan tak layak konsumsi yang beredar. Salah satunya telur palsu. Meski belum ditemukan di Kaltim, antisipasi peredaran telur ini harus dimaksimalkan.

SAMARINDA-Masyarakat perlu waspada dalam memilih telur. Belakangan beredar kabar adanya telur palsu di pasaran. Telur ini terbuat dari bahan-bahan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News