Isu Virus Penyakit Bikin Omzet Penjual Terompet Menurun
jpnn.com, LAMONGAN - Para perajin terompet di Kecamatan Sukodadi Lamongan, Jatim resah dengan isu virus di terompet.
Entah siapa yang pertama kali menyebarkan isu virus tersebut. Isu virus pertama kali bergulir pada pergantian tahun baru 2017.
Disebutkan terompet tersebut mengandung virus. Hal ini membuat pemesanan mengalami penurunan.
Bahkan pada tahun - tahun kemarin, pemesanan bisa mencapai 7 ribu hingga 10 terompet. Namun, kini hanya 3 ribu hingga 4 ribu biji terompet saja.
Menurut Untung salah satu perajin terompet, dia sudah berpuluh-puluh tahun membuat terompet.
"Namun sejak muncul isu virus tidak jelas itu hasil penjualan menurun," ujar Untung.
Meskipun mengalami penurunan, Untung dan beberapa warga Desa Sumebraji tetap membuat kerajinan terompet yang biasanya digunakan untuk perayaan pergantian tahun.
"Terompet ini dijual di beberapa wilayah di Jawa Timur, dan sebagian pemesan juga datang dari luar pulau, seperti Kalimantan, Sulawesi bahkan hingga Timika," kata Untung.
Isu virus di peniup terompet pertama kali bergulir pada pergantian tahun baru 2017.
- Risma Larang Pedagang Terompet Berjualan di Surabaya, Kenapa, Bu?
- Berjualan Terompet Selama 31 Tahun, Berhasil Kuliahkan Anak
- Pedagang Terompet Gigit Jari jelang Tahun Baru
- Wabah Difteri Menjalar, Penjual Terompet Ikut Kena Imbas
- Terompet Kalah Laris, Ayah Hendak Bunuh Anak Kandung
- Bos Pembuat Terompet, Ternyata Keuntungannya, Wow!