Italia Dipimpin Perempuan, kok Para Pemimpin Eropa Cemas?
Di tempat-tempat lain di luar Eropa, kanan ekstrem jatuh lebih cepat sebelum bisa lama berkuasa. Contohnya Donald Trump di Amerika Serikat.
Mereka sering terlihat sebagai kekuatan alternatif untuk keadaan buruk yang tengah terjadi, tapi ironisnya mereka juga acap mencampakkan nilai-nilai yang mengantarkan mereka berkuasa, seperti kebebasan berpendapat dan penghormatan kepada keberagaman.
Krisis demokrasi
Agak pelik menjejak penyebab utama kebangkitan kanan ekstrem di Eropa, selain sulit menentukan apakah faktor ekonomi, sosial, budaya atau politik yang menjadi pemicu terbesar kebangkitan mereka.
Namun kesepakatan di kalangan pakar di Eropa menyebutkan kebangkitan kanan ekstrem dijejak dari krisis ekonomi 2008.
Saat itu untuk melawan krisis keuangan yang hebat dan mengglobal, Uni Eropa dan pemerintah-pemerintah Eropa menekan defisit dengan pendekatan ekonomi neoliberal yang kejam, dengan menerapkan kebijakan moneter yang super ketat.
Langkah ini malah memperlebar kesenjangan antara elite yang diistimewakan oleh sistem dengan rakyat kebanyakan.
Kesenjangan ini kemudian dieksploitasi oleh kaum kanan ekstrem.
Giorgia Meloni adalah perempuan pertama yang berhasi jadi perdana menteri Italia. Namun, kemenangannya disambut dengan rasa cemas oleh para pemimpin Eropa
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Dipecat Arab Saudi, Roberto Mancini CLBK dengan Timnas Italia?
- Eropa Mulai Melarang Smartphone di Sekolah, Ini Alasannya
- Kosovo Kembali Memanas, Dunia Perlu Waspada
- UEFA Nations League: Italia Ganyang Prancis, Israel Hancur
- Menhub Budi: Kereta Cepat Whoosh jadi Buah Bibir di ASEAN bahkan Eropa