ITB Kampus Pertama Pendidikan Anti Korupsi
Kamis, 04 Oktober 2012 – 11:40 WIB
Ada beberapa macam faktor penyebab korupsi dikatakannya, sikap permisif yakni menganggap korupsi sebagai hal biasa saja, “Seharusnya memang masyarakat melakukan perlawanan,” kata Alumni Unhas tersebut.
Kedua yakni skeptis, yakni warga Indonesia menganggap sulit memberantas korupsi, alhasil terbawa arus dan akhirnya kejujuran menjadi hal aneh di Indonesia, apalagi dijelaskannya masyarakat saat ini terjebak dalam hedonis dan konsumeristis.
Ketiga peraturan perundangan yang tumpang tindih serta lemahnyaa penegakan hukum tumpul. Pengadilan yang tidak sebanding sehingga tidak ada efek jera “Beda dengan Cina yang menerapkan hukuman mati bagi koruptor,” jelasnya.
Selain itu kurangnya keteladanan kempimpinan di daerah baik aparat pusat hingga daerah. “Belum lagi negara tidak memberikan jaminan yang baik dan penghasilan yang baik kepada masyarakatnya,” katanya.
GANESA- Kerugian negara tahun 2011 senilai lebih dari Rp152 triliun yang disebabkan oleh korupsi sebetulnya bisa dimanfaatkan untuk memberikan sekolah
BERITA TERKAIT
- Rantastia Nur Alangan Ungkap Dukungan Dr. Ram Krishna untuk UIPM
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Sulsel, Ganesha Operation Kenalkan GO Expert
- Uhamka Masuk Daftar Universitas Terbaik Asia versi QS AUR 2025
- Ini Kata Bahlil soal Gelar Doktornya di SKSG UI
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Keren, Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Boyong Emas dari Malaysia