Ivan Lanin, dari Otak Kiri ke Otak Kanan demi Bahasa Negeri
Titik balik terjadi pada 2006 ketika Ivan mengutak-atik Wikipedia. "Waktu di Wikipedia itu dipaksa menggunakan bahasa yang formal," ujar dia.
Bapak tiga anak itu mengaku mendapatkan pengetahuan baru dari para senior di Wikipedia yang kerap menyunting tulisannya.
Selanjutnya, Uda Ivan -panggilan akrabnya- bergabung dengan Milis Bahtera pada 2007. Mailing list itu diisi oleh para penerjemah.
Dari situlah Ivan bukan hanya menerjemahkan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, melainkan juga belajar teknik membuat padanan kata dan gramatikanya.
Perjalanan Ivan dalam mempelajari bahasa Indonesia terus berlanjut. Proses belajar itu mengantar Ivan bertemu bertemu dengan Forum Bahasa Media Massa (FBMM) yang berisi para jurnalis.
Laki-laki kelahiran Jakarta itu mengaku sempat menemui kesulitan dalam mempelajari bahasa Indonesia. Sebab, saat itu teknologi belum seperti saat ini yang memberikan banyak kemudahan.
Memang kini generasi milenial secara mudah menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring untuk mencari kata-kata baku. Tesaurus juga sudah banyak tersedia di internet.
Namun, saat itu Ivan tidak memiliki akses yang mudah seperti saat ini.
"Jadi, permasalahan terbesar ketika itu, enggak tahu mencari di mana dan bertanya kepada siapa," ucap pria yang berulang tahun setiap 16 Januari itu.
Pendiri Narabahasa Ivan Lanin yang dikenal sebagai pegiat bahasa Indonesia justru tak pernah memiliki pendidikan khusus bidang kebahasaan.
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Ingin Bahasa Indonesia Lebih Produktif
- BBS 2024: Majukan Peran Bahasa & Sastra Indonesia di Ranah Internasional
- Gemini Live Kini Sudah Bisa Berbahasa Indonesia
- Alwi Novi
- Satu Lagi Sekolah di Australia Menutup Program Studi Bahasa Indonesia
- Begini Cara Maarten Paes Memperlancar Bahasa Indonesia