Izin Buka Prodi Kekinian Dipermudah: Ada Kopi, Perkelapaan

jpnn.com, SEMARANG - Pemerintah memberikan kemudahan bagi perguruan tinggi untuk membuka program studi (prodi) baru. Di mana perguruan tinggi tidak perlu menunggu nomenklaturnya, baru bisa buka prodi baru.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan, dulu kalau tidak ada dalam daftar nomenklatur, prodi tidak bisa dibuka. Sekarang, meski tidak ada dalam daftar itu, perguruan tinggi dibolehkan membuka prodi sesuai kondisi real.
"Silakan buka prodi kekinian, yang penting demand-nya ada. Industri yang gunakan ada. Jangan sampai perguruan tinggi membuka prodi yang justru menambah jumlah pengangguran dari lulusan sarjana," kata Menteri Nasir dalam rapat kerja nasional (Rakernas) Kemenristekdikti 2019 di Universitas Diponegoro Semarang, Kamis (3/1).
Dia mencontohkan prodi yang akan dibuka itu jurusan tentang kopi di Sulawesi Selatan. Di Aceh juga akan ada yang buka Prodi Kopi dan Nilam. Prodi perkelapaan di Sulawesi Utara.
"Bahkan prodi fashion dan kuliner silakan dibuka asal mengarah pada industri," ucapnya.
Dengan kemudahan membuka program studi baru, Menteri Nasir berharap perguruan tinggi negeri dan swasta mencari potensi daerah yang dapat dipelajari sehingga potensi tersebut bisa dikomersialkan lebih baik.
"Prinsipnya pemerintah ingin mempermudah perizinan agar perguruan tinggi lebih kreatif di era disruptif," tandasnya. (esy/jpnn)
Menristekdikti Mohamad Nasir memastikan pihaknya akan mempermudah izin pembukaan prodi baru yang memang sesuai dengan kebutuhan industri.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Ajak Perguruan Tinggi Memperkuat Danantara, Viva Yoga: Pastinya dengan Kajian Ilmiah
- Bertemu Perwakilan FOReTIKA, Raja Juli Bicara Kerja Sama Sektor Kehutanan dengan Kampus
- Waka MPR Sebut Upaya Peningkatan APK Perguruan Tinggi Harus Segera Dilakukan
- SPAN-PTKIN 2025, Jaring Calon Mahasiswa Bertalenta Tinggi, Siap Kerja
- Wamen Viva Yoga Ajak Perguruan Tinggi Berkolaborasi Membangun Kawasan Transmigrasi
- BINUS University Kukuhkan 7 Guru Besar Sekaligus di Awal 2025