Izin Tinggal untuk Manusia Perahu Sri Lanka Dikhawatirkan Memicu Penyelundupan Manusia

Izin Tinggal untuk Manusia Perahu Sri Lanka Dikhawatirkan Memicu Penyelundupan Manusia
Australia Plus

"Namun di sisi lain saya tidak kaget karena pernyataan ini menunjukkan sikap pemerintah Australia dalam menyebarkan ketakutan terhadap kedatangan manusia perahu," kata Profesor Antje yang bertahun-tahun meneliti pengungsi dan pencarian suaka yang ada di Indonesia.

Ia menjelaskan, sejak kebijakan "Stop the Boat" diterapkan saat Pemerintahan PM Tony Abbott di tahun 2013, hanya ada 37 perahu yang mengangkut 858 pencari suara mencoba masuk ke Australia.

"Namun angka ini adalah laporan yang diberitakan di media, padahal dalam isu ini pemerintah Australia selalu merahasiakan dengan alasan operasional di lapangan," jelas Profesor Antje.

Disebutkan, dari ke-37 perahu yang berhasil diberhentikan oleh petugas perbatasan tersebut, mayoritas dipulangkan kembali ke perairan Indonesia. Sisanya ke Sri Lanka dan Vietnam.

Prof Antje menjelaskan, kombinasi antara pemrosesan pencari suaka di luar Australia serta tindakan memulangkan perahu yang masuk secara ilegal, merupakan faktor keberhasilan kebijakan pemerintah saat ini.

Pemrosesan pencari suaka di luar Australia diterapkan bagi setiap orang yang berusaha masuk ke Australia secara ilegal. Mereka akan dikirim ke Pulau Manus dan Nauru untuk menunggu permohonan suaka diproses.

Sedangkan tindakan menghentikan dan memulangkan perahu dilakukan aparat penjaga perbatasan dengan cara mencegat dan memaksa balik setiap perahu yang berusaha menyelundupkan orang ke wilayah Australia.

Menurut Profesor Antje, faktor lain yang berpengaruh terhadap terhentinya penyelundupan manusia ke Australia yaitu menurunnya kuota pencari suaka yang diterima negara ini setiap tahun.

Pemerintah Australia menyatakan bila keluarga 'manusia perahu' asal Sri Lanka, Nadesalingam Murugappan diperbolehkan tinggal selamanya di negara ini, penyelundupan manusia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News