Izinkan ISL dan LPI, Polisi Disebut Bermain Api

Izinkan ISL dan LPI, Polisi Disebut Bermain Api
Izinkan ISL dan LPI, Polisi Disebut Bermain Api
JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyatakan, dualisme dikubu PSSI dan KPSI telah membuat liga sepakbola nasional ruwet. Jika Polri tetap nekat memberi izin bagi Kompetisi Indonesia Super League (ISL) dan Liga Primer Indonesia (LPI) sama artinya Polri "bermain api". Sebab dengan begitu potensi bentrok antar suporter di kedua liga itu semakin tinggi.

"Persoalan berat yang menyelimuti sepakbola nasional, kompetisi ISL dan LPI sangat rawan terjadinya benturan dan konflik di akar rumput yang akan mengganggu stabilitas Kamtibmas," ujar Neta di Jakarta, Jumat (4/1).

Apalagi, lanjut Neta, beberapa hari belakangan ini terjadi aksi demo suporter sepakbola yang mendesak agar klub-klub segera membayar gaji pemain yang sudah tertunggak 10 bulan.

Persoalan lain yang tak kalah pelik adalah, di klub-klub ISL dan LPI ada 300-an pemain asing yang tidak jelas ijin tinggal, ijin kerjanya, dan pembayaran pajaknya. "Ada 22 klub dari 36 klub yang ikut ISL dan LPI yang tidak membayar gaji pemainnya selama 2 sampai 10 bulan," ungkap Neta.

JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyatakan, dualisme dikubu PSSI dan KPSI telah membuat liga sepakbola nasional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News