Izinkan ISL dan LPI, Polisi Disebut Bermain Api
Jumat, 04 Januari 2013 – 12:40 WIB
JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyatakan, dualisme dikubu PSSI dan KPSI telah membuat liga sepakbola nasional ruwet. Jika Polri tetap nekat memberi izin bagi Kompetisi Indonesia Super League (ISL) dan Liga Primer Indonesia (LPI) sama artinya Polri "bermain api". Sebab dengan begitu potensi bentrok antar suporter di kedua liga itu semakin tinggi.
"Persoalan berat yang menyelimuti sepakbola nasional, kompetisi ISL dan LPI sangat rawan terjadinya benturan dan konflik di akar rumput yang akan mengganggu stabilitas Kamtibmas," ujar Neta di Jakarta, Jumat (4/1).
Baca Juga:
Apalagi, lanjut Neta, beberapa hari belakangan ini terjadi aksi demo suporter sepakbola yang mendesak agar klub-klub segera membayar gaji pemain yang sudah tertunggak 10 bulan.
Persoalan lain yang tak kalah pelik adalah, di klub-klub ISL dan LPI ada 300-an pemain asing yang tidak jelas ijin tinggal, ijin kerjanya, dan pembayaran pajaknya. "Ada 22 klub dari 36 klub yang ikut ISL dan LPI yang tidak membayar gaji pemainnya selama 2 sampai 10 bulan," ungkap Neta.
JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyatakan, dualisme dikubu PSSI dan KPSI telah membuat liga sepakbola nasional
BERITA TERKAIT
- Klasemen Liga Champions: Liverpool Sempurna, Real Madrid Merosot
- Real Madrid Tumbang di Markas Liverpool, Rekor Minor Tercipta
- Liverpool Vs Real Madrid: 10 Pemain Absen Termasuk Vinicius
- Indonesia Masters 2025: Ginting Bicara Kenangan
- Banjir Pelatih Asing di Piala AFF 2024, Hanya Ada 1 Lokal
- Luar Biasa! 2 Pemain Non-Pelatnas PBSI Lulus BWF World Tour Finals 2024