Jabodetabek Dilanda Krisis Tahu-Tempe

Perajin Kedelai Stop Produksi Sampai Jumat

Jabodetabek Dilanda Krisis Tahu-Tempe
MOGOK PRODUKSI TEMPE : Bapak Tasmadi, seorang pembuat tempe, sedang memperlihatkan hasil olahan tempenya yang sudah jadi di Daerah Kampung Rawa Ps. Gembrong, Jakarta Pusat, Selasa (24/07). Dia mengaku semua pembuat/pabrik tempe se-Jabotabek sepakat untuk tidak dulu memproduksi tempe karena bahan kedelai mahal dan kemungkinan mulai besok tempe sudah tidak ada di pasar selama beberapa hari. FOTO : KHAIRIZAL ANWAR / RAKYAT MERDEKA
“Demo mogok DKI 4-5 ribu perajin. Tangerang tiga ribu, Bekasi lima ribu, Bogor lima ribu, dan Bandung lima ribu perajin,” tutur Ketua Koperasi Perajin Tempe Tahu Indonesia (Koptti) Jakarta Selatan, Sutaryo. Menurut dia, aksi mogok produksi dilakukan perajin sebagai puncak kekecewaan dari pengalaman serupa pada 2008 lalu.

Saat itu, sebanyak 20 ribu perajin melakukan aksi mogok produksi dan berdemonstrasi di Istana Negara dan DPR. Aksi mogok dan demontrasi para perajin tahu dan tempe di depan Istana dan DPR saat itu, hanya ditanggapi pemerintah dengan memberikan “obat” penenang sementara. Tanpa adanya realisasi yang berarti atas janji yang pernah diutarakan pemerintah. Khususnya, janji dan tekad mulia pemerintah saat itu, membawa Indonesia swasembada kedelai pada 2014.

“Janji pemerintah swasembada kedelai 2014, tapi kita lihat tahun demi tahun tidak ada peningkatan produksi kedelai lokal. Pemerintah juga tidak memberikan instrumen dan insentif buat petani. Kalau hanya melepas demikian saja kepada petani tanpa memberikan insentif, petani tidak bisa melakukan itu,” tegas Sutaryo.

Ia mempertanyakan apa aplikasi nyata dari janji swasembada kedelai yang pernah disampaikan pemerintah tersebut. Apalagi, kini hal serupa kembali terjadi. Saat harga kedelai melambung tinggi dalam dua pekan terakhir, para perajin tahu dan tempe semakin terjepit dan suara mereka pun tidak ddidengarkan pemerintah.

BOGOR- Jika masyarakat Eropa tengah merasakan krisis ekonomi, masyarakat di Indonesia justru sedang merasakan krisis tahu-tempe. Ya, belakangan ini,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News