Jabodetabek Krisis Tahu Tempe
Kamis, 26 Juli 2012 – 11:20 WIB
“Janji pemerintah swasembada kedelai 2014, tapi kita lihat tahun demi tahun tidak ada peningkatan produksi kedelai lokal. Pemerintah juga tidak memberikan instrumen dan insentif buat petani. Kalau hanya melepas demikian saja kepada petani tanpa memberikan insentif, petani tidak bisa melakukan itu,” tegas Sutaryo.
Baca Juga:
Ia mempertanyakan apa aplikasi nyata dari janji swasembada kedelai yang pernah disampaikan pemerintah tersebut. Apalagi, kini hal serupa kembali terjadi. Saat harga kedelai melambung tinggi dalam dua pekan terakhir, para perajin tahu dan tempe semakin terjepit dan suara mereka pun tidak ddidengarkan pemerintah.
Ia mengaku telah mendatangi dan menyampaikan masalah kenaikan harga kedelai yang begitu signifikan kepada pemerintah. Pihaknya juga sudah mengusulkan agar pemerintah mencari jalan keluar atas permasalahan yang menghimpit para perajin tahu dan tempe. “Sebenarnya kita sudah usulkan ke pemerintah berkali-kali. Tetapi tidak ada upaya dari pemerintah untuk memengatasi permasalahan ini,” kesalnya.
Kenaikan harga kedelai tersebut juga telah membuat para perajin galau. Mereka bingung karena tidak bisa secara langsung menaikan harga jual tempe atau tahu. Pasalnya, kenaikan itu terjadi tiap hari.
BOGOR- Jika masyarakat Eropa tengah merasakan krisis ekonomi, masyarakat di Indonesia justru sedang merasakan krisis tahu-tempe. Ya, belakangan ini,
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS