Jabodetabek Krisis Tahu Tempe
Kamis, 26 Juli 2012 – 11:20 WIB
“Karena setiap hari naik. Jadinya perajin tahu tempe tidak punya keuntungan. Karena tidak bisa tiap hari berubah harga. Selama dua minggu ruginya para perajin itu ya tidak untung,” jelasnya.
Saat ini kebutuhan nasional untuk kedelai tercatat sebanyak 2,4 juta ton/tahun. Dan produksi nasional untuk kedelai sendiri hanya 600.000 ton/ tahun. Terdapat kekurangan, dan selama ini kekurangan tersebut ditutupi dengan impor, yang mencapai 1,8 juta ton/tahun. Terkait hal itu, Sutaryo mengatakan, dari total kebutuhan kedelai itu, kebutuhan untuk produksi tahu dan tempe rata-rata mencapai 80 persen. Sedangkan sisanya untuk kebutuhan lainnya.
Rencana mogok produksi tahu dan tempe selama tiga hari di Jabodetabek rupanya sudah sampai ke telinga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Juru Bicara Presiden Julian Aldrian Pasha menegaskan, Presiden meminta menteri terkait segera mengatasi hal itu secepatnya. "Ini menjadi perhatian pemerintah," kata Julian.
Menurutnya, masalah ketersediaan atau stok kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan tempe dan tahu menjadi perhatian bersama. "Presiden dan pemerintah memperhatikan hal tersebut. Dan semua pihak yang memiliki andil untuk bisa mengupayakan agar tidak terjadi kelangkaan dan harga yang meningkat dalam sektor kedelai," kata dia.
BOGOR- Jika masyarakat Eropa tengah merasakan krisis ekonomi, masyarakat di Indonesia justru sedang merasakan krisis tahu-tempe. Ya, belakangan ini,
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS