Jadi Buron KPK, Pengacara Ini Diimbau Kooperatif
![Jadi Buron KPK, Pengacara Ini Diimbau Kooperatif](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/normal/20160711_163759/163759_300769_KPK.jpg)
jpnn.com - JAKARTA - Keberadaan pengacara Raoul Adhitya Wiranatakusumah (RAW) masih misterius. Raoul yang sudah dijadikan tersangka suap Panitera Pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Santoso itu masih menghilang usai operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Raoul disebut-sebut tengah berada di luar negeri. Namun, Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha belum mengetahui kebenaran informasi itu. "Saya belum dapat informasi," kata Priharsa, Senin (11/7).
Ia menambahkan, jika memang Raoul berada di luar negeri, tentu KPK akan berupaya menangkapnya. "Salah satunya dilakukan dengan melakukan pemanggilan," kata dia.
Menurutnya, melakukan penangkapan di luar negeri tidak bisa dilakukan begitu saja. Diperlukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait.
KPK juga mengimbau Raoul kooperatif dalam penanganan suap Panitera PN Jakpus ini. "Imbauan KPK agar yang bersangkutan koorperatif dalam penanganan kasus ini jika dipanggil maupun dimintai keterangan," kata Priharsa.
Seperti diketahui, Raoul dan anak buahnya Ahmad Yani dijadikan tersangka karena diduga menyuap Santoso.
Suap diberikan terkait permainan putusan sengketa perdata PT Kapuas Tunggal Persada (PT KTP) yang tengah berkasus dengan PT Mitra Maju Sukses (PT MMS) di PN Jakpus.
Raoul merupakan pengacara PT KTP yang baru saja menang gugatan. Dari tangan Santoso, penyidik menyita SGD 28 ribu. (boy/jpnn)
JAKARTA - Keberadaan pengacara Raoul Adhitya Wiranatakusumah (RAW) masih misterius. Raoul yang sudah dijadikan tersangka suap Panitera Pengganti
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Nikson Matuan Digiring ke Polda Papua, Brigjen Faizal: Setiap Simpatisan KKB Ditindak Tegas
- Menteri ESDM Bahlil Diminta Luruskan Penonaktifan Dirjen Migas
- Margarito: Dominus Litis di RKUHAP Ciptakan Kewenangan Berlebihan
- Bakul Budaya Rayakan Capgome di Kampus UI
- Belajar dari Jepang, Program MBG Perlu Kolaborasi Semua Pihak
- Advokat Pertanyakan Urgensi Hak Imunitas Jaksa: Lebih Baik Dihilangkan