Jadi Gubernur, Komandan Tempor Taliban Ini Langsung Buru ISIS

jpnn.com, JALALABAD - Salah satu tokoh tempur Taliban Mullah Neda Mohammad menyerukan kepada anak buahnya memburu kelompok Negara Islam Irak Suriah atau ISIS alias Daesh di Afghanistan.
Neda merupakan penjabat gubernur di Provinsi Nangarhar pasca-kemenangan Taliban di negeri sarat konflik itu.
Nangarhar yang berbatasan dengan Pakistan dikenal sebagai basis kuat bagi Daesh. Neda bersama pasukannya langsung mencari anggota Daesh di provinsi yang beribu kota di Jalalabad itu.
Menurut Neda, sejauh ini anak buahnya telah menahan 70-80 anggota Daesh. “Kami sedang mencari orang-orang (Daesh) yang bersembunyi,” ujarnya kepada AFP, Senin (6/9).
Daesh merupakan kelompok teror yang bertanggung jawab atas berbagai pengeboman mematikan di Afghanistan. Sasarannya bukan hanya kelompok bersenjata, melainkan juga warga sipil, kuil, masjid, tempat-tempat umum, bahkan rumah sakit.
Kelompok ekstremis itu juga bertanggung jawab atas teror di dekat Bandara Kabul pada 26 Agustus lalu yang menewaskan 13 tentara Amerika Serikat (AS) dan lebih dari 100 warga Afghanistan.
Namun, Neda meyakini kekuatan Daesh di Afghanistan tak seperti di Irak maupun Suriah. “Di sini mereka telah menderita banyak korban,” katanya saat diwawancarai di kantor gubernur Provinsi Nangarhar.
Menurut Neda, seharusnya Daesh tidak berada di Afghanistan. Sebab, saat ini Taliban berkuasa.
Salah satu tokoh tempur Taliban Mullah Neda Mohammad menyerukan kepada anak buahnya memburu kelompok Negara Islam Irak Suriah atau ISIS alias Daesh di Afghanistan.
- Polisi Dinilai Bisa Segera Ungkap Pelaku Teror Kepala Babi di Kantor Tempo, Masalahnya...
- Reza Indragiri: Sekiranya Kepala Babi Dikirim kepada Jokowi, Apakah Saran Hasan Nasbi Sama?
- Seharusnya Hasan Nasbi Bicara Pengusutan Teror, Bukan Saran agar Tempo Masak Kepala Babi
- Aksi Koboi Pengusaha yang Teror Wanita Pakai Senpi Dipicu Masalah Asmara, Oalah
- Tayang Bulan Ini, Jagal Teluh Ungkap Kisah Teror Mengerikan
- Tersinggung Konten Siaran, Taliban Berangus Radio Khusus Perempuan Afghanistan