Jadi Korban Badai Topan, Warga Darwin Ini Alami Trauma 40 Tahun

Di Perth, ia mengatakan kepada ayahnya bahwa ia ingin pulang. Keluarga Stephanie kemudian kembali ke Darwin.
Selama bertahun-tahun, ketika ditanya, "Apakah anda mengalami Topan Tracy?", Stephanie mengatakan tidak.
"Saya mau berbicara tentang hal itu sekarang, tapi butuh waktu bertahun-tahun sebelum ini terjadi. Menurut saya, tak ada satu orang-pun yang melihat pentingnya konseling. Tapi saya pikir, kondisinya lebih baik sekarang,” ungkap Stephanie.
Ia lantas menyambung, "Tapi bagi mereka yang masih melalui stres pasca trauma akibat Topan Tracy, saya rasa mereka perlu mencari bantuan dan berbicara tentang hal itu.”
"Bagi ibu saya, membawa anak-anaknya kembali ke Darwin adalah sebuah langkah yang heroik. Hingga Anda punya anak sendiri, Anda tak bisa membayangkan betapa sedihnya kehilangan seorang anak," tambahnya.
Kembali ke Darwin, ayah Stephanie membangun rumah beton yang kokoh tanpa tingkat - jenis yang kemudian dikenal sebagai rumah ‘trauma tracy’.
Mereka tinggal di sana selama bertahun-tahun setelah badai topan berlalu.
Trauma dan stres, itulah yang dialami Stephanie Brown setelah badai 'Topan Tracy' menerjang kota tempat tinggalnya, dan kemudian merenggut
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia