Jadi Korban Badai Topan, Warga Darwin Ini Alami Trauma 40 Tahun
Di Perth, ia mengatakan kepada ayahnya bahwa ia ingin pulang. Keluarga Stephanie kemudian kembali ke Darwin.
Selama bertahun-tahun, ketika ditanya, "Apakah anda mengalami Topan Tracy?", Stephanie mengatakan tidak.
"Saya mau berbicara tentang hal itu sekarang, tapi butuh waktu bertahun-tahun sebelum ini terjadi. Menurut saya, tak ada satu orang-pun yang melihat pentingnya konseling. Tapi saya pikir, kondisinya lebih baik sekarang,” ungkap Stephanie.
Ia lantas menyambung, "Tapi bagi mereka yang masih melalui stres pasca trauma akibat Topan Tracy, saya rasa mereka perlu mencari bantuan dan berbicara tentang hal itu.”
"Bagi ibu saya, membawa anak-anaknya kembali ke Darwin adalah sebuah langkah yang heroik. Hingga Anda punya anak sendiri, Anda tak bisa membayangkan betapa sedihnya kehilangan seorang anak," tambahnya.
Kembali ke Darwin, ayah Stephanie membangun rumah beton yang kokoh tanpa tingkat - jenis yang kemudian dikenal sebagai rumah ‘trauma tracy’.
Mereka tinggal di sana selama bertahun-tahun setelah badai topan berlalu.
Trauma dan stres, itulah yang dialami Stephanie Brown setelah badai 'Topan Tracy' menerjang kota tempat tinggalnya, dan kemudian merenggut
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat