Jadi Pegawai Negeri karena Menuruti Orang Tua

Jadi Pegawai Negeri karena Menuruti Orang Tua
Muhammad Ridwan. Foto: Sugeng Deas/Jawa Pos

Namun, takdir berkata lain. Setelah tiga tahun berada di Denpasar, orang tuanya memintanya untuk balik ke Sidoarjo. ”Oleh Ibu, saya diminta untuk mencari kerja yang dekat dengan rumah. Lalu, saya diminta untuk ikut tes CPNS waktu itu,” ujarnya.

Karena keinginan orang tua itulah, Ridwan manut. Meski awalnya tidak terlalu berharap, ternyata pria tersebut akhirnya dinyatakan lulus pada tes CPNS 1993. Setelah lolos, Ridwan ditempatkan di dinas kebersihan (saat ini bernama dinas kebersihan dan pertamanan) sebagai staf.

Namun, setelah dua tahun berdinas, keinginan untuk menggeluti dunia desainer maupun wedding organizer kembali muncul. Berbekal kemampuan yang dia peroleh dari beragam kursus, Ridwan pun nekat untuk memulai usaha itu pada 1995.

Dengan modal minim, dia lantas mengontrak sebuah rumah kecil di Jl KH Mukmin. Karena statusnya yang juga PNS, dia mengajak dua rekannya untuk menjadi asisten yang menggantikannya selama jam dinas. ”Awalnya, konsumen saya rata-rata adalah rekan dan kenalan,” jelasnya.

Keinginannya untuk terus mengasah keahlian di bidang desain makin kuat. Beragam kursus maupun seminar-seminar dia ikuti. ”Dari situlah, saya mulai mencoba membuat desain baju sendiri,” katanya.

Status PNS ternyata cukup menguntungkan bagi dia. Sebab, dia bisa mempromosikan karya-karyanya, terutama baju pengantin hasil rancangannya sendiri di lingkungan Pemkab Sidoarjo. Dari situ pula, nama Ridwan sebagai seorang desainer mulai dikenal.

Puncaknya adalah ketika Ridwan mendapat order khusus dari pejabat di Pemprov Papua sekitar 1998. Dia didapuk sebagai wedding organizer utama pesta pernikahan putri sang pejabat. Selama dua pekan, dia pun berada di sana. ”Terpaksa cuti dua minggu,” ujarnya.

Bahkan, Ridwan kerap diminta menjadi event organizer beragam acara yang diadakan pemkab maupun dinas-dinas di lingkungan pemkab. ”Tentu saja ada diskon khusus. Sebab, dari pemkablah saya bisa berkiprah sejauh ini,” tuturnya.

TIGA baju pengantin yang baru saja selesai digarap berjajar rapi di ruang tengah sebuah salon di kawasan Jl Agus Salim, Sidoarjo. Dengan telaten,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News