Jadi Pembicara Kunci di Sekolah Toleransi, Kepala BPIP Dorong Mahasiswa Lakukan Ini
Prof Yudian juga mendorong para mahasiswa agar dapat melahirkan berbagai gagasan-gagasan yang sejuk, damai, dan mampu memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara.
Dia menyampaikan harmonisitas antarwarga, suku, budaya, dan agama menjadi pondasi yang dibangun sejak lama bagi akar peradaban Indonesia.
"Jika mengedepankan semangat kebangsaan maka nilai keseimbangan akan menjadi standard yang harus dijaga dan ditumbuhkembangkan kepada generasi selanjutnya, tegasnya.
Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, kata Prof Yudian, peran warga negara dalam memajukan demokrasi di Indonesia sangat besar.
Berbeda dengan praktik di negara-negara lain, masyarakat Indonesia tidak mengedepankan basis identitas primordial maupun identitas agama dalam membangun kerukunan sosial.
"Karena negara melalui konstitusinya, menjamin setiap penduduk untuk memeluk agama dan beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya," tegasnya.
Karena itu, tegas Prof Yudian, pluralitas agama dan kepercayaan di Indonesia meniscayakan ruang ekspresi keberagamaan yang setara, non-diskriminatif, dan tanpa kekerasan.
Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi menyampaikan sejumlah pesan untuk mahasiswa pada acara Sekolah Toleransi di Bangli, Bali, simak selengkapnya
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Mahasiswa Minta Pemerintah Tegas Tindak Oknum Nakal Sesuai Putusan MK 136/2024
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Glodok Chinatown: Simbol Keharmonisan dalam Komunikasi Antarbudaya
- Lewat Kegiatan Ini, Mahasiswa di Jatim Diajak Memahami Peran Penting Bea Cukai