Jadi Pemimpin Harus Berani Mengambil Risiko
Mantan Gubernur Lemhanas itu kemudian memaparkan tujuh hal terkait Transformasi Kepemimpinan, seperti yang sudah diterapkan di TNI. Pertama, from Honesty to Trust, dari Jujur Menjadi Dipercaya.
“Jujur memang keniscayaan, tetapi anggota TNI yang menjadi dipercaya masyarakat akan jauh lebih penting,” kata Moeldoko.
Selanjutnya From Quality to Preference. Dari Kualitas ke Pilihan. “Memiliki kualitas kemampuan memang diwajibkan, tetapi menjadi pilihan rakyat untuk berlindung lebih utama,” kata pria kelahiran Kediri pada 1957 itu.
Hal ketiga, From Notoriety to Aspiration. Dari Kemasyuran ke Aspirasi. “Memiliki kemasyuran karena memiliki prestasi memang utama, tetapi mampu menjadi aspirasi bagi rakyat untuk membantu bela negara jauh lebih bermanfaat,” jelasnya.
Hal keempat yakni From Identity to Personality. “Atribut dan senjata adalah identitas seorang anggota TNI, tetapi memiliki personalitas yang baik akan membuat institusi menjadi lebih terhormat di mata rakyat," kata alumnus Akabri tahun 1981 tersebut.
Hal kelima yakni Ubiquity to Presence. Dari Ada di Mana-mana ke Kehadiran.
“Anggota TNI memang sudah menyebar di seluruh nusantara, tetapi apakah mereka semua sudah hadir di hati rakyat?” tanyanya.
Hal keenam, From Communication to Dialogue, komunikasi menggunakan panca indera, dialog menggunakan hati.
Seorang pemimpin harus memberikan kebajikan kepada bawahan dan memegang tanggung jawabnya.
- Platform MDI Resmi Meluncur, Moeldoko: Jangan jadi Pemain Tanah Abang Terus
- Kemenko PMK Gelar Gathering Generasi Digital Gerakan Nasional Revolusi Mental di Kaltim
- Moeldoko: Kami Tidak Mendukung Mobil Hybrid dapat Subsidi, ya
- Tegas! Moeldoko Dukung Pemerintah Tidak Memberi Insentif Mobil Hybrid
- Simposium Internasional XVI PPI Dunia di Budapest Resmi Dibuka, Bahas Sejumlah Hal Penting
- Pesan Moeldoko untuk Percepatan Kebijakan Satu Peta