Jadi Saksi Budi Mulya, Boediono Lebih Banyak Lupa
jpnn.com - JAKARTA - Wakil Presiden Boediono mengaku tidak sepenuhnya mengingat sejumlah kejadian yang terjadi sebelum adanya keputusan bail out untuk Bank Century. Sejumlah pertanyaan dari jaksa penuntut umum (JPU) ditimpali oleh mantan Gubernur Bank Indonesia itu dengan jawaban lupa atau meminta berita acara pemeriksaan dibacakan ulang.
Misalnya saat Boediono disodori pertanyaan tentang laporannya sebagai Gubernur BI kepada Jusuf Kalla yang saat itu masih jadi wakil presiden. Dalam laporan ke JK, Boediono justru menyebut Bank Century dirampok oleh pemiliknya sehingga Bank Century harus dibantu dengan dana talangan (bailout).
"Saya tidak ingat kata-kata itu. Tapi saya lapor ke Wapres," kata Boediono saat bersaksi di sidang terdakwa Budi Mulya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (9/5).
Padahal, kemarin (8/5) JK pada persidangan perkara yang sama mengaku dilapori Boediono dan Sri Mulyani selaku menteri keuangan terkait penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik dan pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) pada 25 November 2008. Menurut JK, saat itu Boediono mengatakan Bank Century memerlukan bantuan dana talangan karena dirampok oleh pemiliknya sendiri.
"Saat lapor itu, empat hari setelah bailout, 25 November 2008, Menkeu dan Gubernur BI melaporkan ke saya tentang terjadi bailout dan pemerintah melalui LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) sudah keluarkan dana Rp 2,7 triliun. "Saya tanya apa yang salah (dari Bank Century). Dikatakan Pak Gubernur BI pemilknya mengambil dana ini," kata JK.(flo/jpnn)
JAKARTA - Wakil Presiden Boediono mengaku tidak sepenuhnya mengingat sejumlah kejadian yang terjadi sebelum adanya keputusan bail out untuk Bank
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan
- Kapolri Ajak Pemuda Muhammadiyah Berantas Judi Online & Polarisasi Pilkada Serentak