Jadi Standar Produk Heinz, Gratiskan Royalti buat Jatim

Jadi Standar Produk Heinz, Gratiskan Royalti buat Jatim
Tamara Allaf (kiri) menjelaskan hasil penelitiannya di hadapan jajaran pimpinan Jawa Timur di KBRI Perancis. Foto Yuyung Abdi/Jawa Pos
Secara keseluruhan, kini Prof Karim Allaf memiliki 9 paten atas temuannya, telah menerbitkan 216 jurnal internasional, dan sedang menjadi supervisor untuk 28 mahasiswa yang sedang mengejar gelar PhD.

Secara sederhana, Tamara menjelaskan prinsip kerja mesin pengering bersistem DIC. "Biasanya, untuk mengawetkan buah atau sayur, dilakukan pengeringan dengan memanfaatkan sinar matahari," jelasnya.

Cara itu memang murah, apalagi di Indonesia yang mendapat sinar matahari sepanjang tahun. Namun, cara tradisional tersebut mengundang masalah karena menghasilkan tekstur yang tidak menarik, nilai gizi yang rendah, serta kekhawatiran adanya kontaminasi kuman. "Akibatnya, hampir 60 persen buah dan sayur yang diolah pascapanen terbuang jadi sampah," sebutnya.

Dengan sistem DIC, pengeringan dilakukan lewat mesin. Treatment pertama, buah dan sayur yang sudah dipotong dalam bentuk selai atau keripik dimasukkan dalam kondisi vakum (hampa udara). Pada saat bersamaan, dilakukan injeksi uap sehingga menghasilkan tekanan dalam tempo singkat.

ILMUWAN bukanlah sosok yang tinggal di menara gading. Dua ilmuwan Prancis, ayah dan anak, mewujudkan hal itu dengan menciptakan mesin pemroses buah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News