Jadi Terdakwa Kasus Korupsi Bos, Kepala SDN Bobolon Ditahan
Jumat, 19 Oktober 2012 – 03:06 WIB
LUWUK - Suharto Balahanti (54), Kepala SDN Bobolon, Kecamatan Banggai, Kabupaten Bangkep, Sulawesi Tengah tidak bisa berbuat banyak ketika Ketua PN Luwuk, Sudar, yang bertindak sebagai ketua majelis hakim memerintahkan penahanan dirinya. Alasannya, majelis hakim tidak mau dipersulit dengan ketidakhadirannya terdakwa dalam setiap persidangan.
Pria yang lahir pada 54 tahun silam itu, terpaksa duduk di kursi pesakitan pengadilan negeri Luwuk, karena dia diduga telah melakukan tindak pidana pemalsuan tanda tangan dana BOS atasnama bendahara, Doktje Djanbia (43).
Sebelum majelis hakim menahan Suharto, proses peradilan di ruang sidang kemarin, berjalan lancar. Ada tiga saksi yang dihadirkan jaksa penuntut umum Kejari Luwuk, Edi. Mereka masing-masing, saksi korban, Doktje Djanbia (43), Surtati Abdulah (49) dan Lucki Arianto (32).
Menurut Doktje, pada Sabtu (31/3) dan Selasa (3/4), bertempat di SDN Bobolon, Desa Lampa, Kecamatan Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, sang kepala sekolah telah memalsukan tanda tangan bendahara. Tanda tangan itu dipalsukan terkait laporan pertanggung jawaban dana bantuan oprasional sekolah (BOS) semester 1 tahun 2012.
LUWUK - Suharto Balahanti (54), Kepala SDN Bobolon, Kecamatan Banggai, Kabupaten Bangkep, Sulawesi Tengah tidak bisa berbuat banyak ketika Ketua
BERITA TERKAIT
- Menjelang Pilkada 2024, Kapolres Banyuasin Sampaikan Pesan Kepada Masyarakat
- Kebakaran Melanda Gedung Tempat Pelelangan Ikan di Kendari Sultra
- Longsor di Karo, 9 Orang Meninggal Dunia, Satu Hilang
- Jalan Utama Penghubung Riau-Sumbar Macet Total, Ternyata Ini Penyebabnya
- Alhamdulillah, Warga Cikaret Kini Miliki Trafo PLN, Aliran Listrik Makin Stabil
- Jembatan Sungai Rokan Miring, Kendaraan Berat Dilarang Melintas