Jadi Tersangka, Oknum Perawat Menangis di Hadapan Polisi
jpnn.com, SURABAYA - Polrestabes Surabaya akhirnya menetapkan Junaidi Abdilah sebagai tersangka.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan mengatakan penetapan tersangka berdasarkan dua alat bukti yang sudah diperoleh penyidik.
"Alat bukti itu sangat kuat untuk menetapkan JA sebagai tersangka," terang Kombes Rudi.
Hanya saja, polisi tidak menyebut detail apa saja alat bukti yang sudah dikantongi penyidik itu.
Yang jelas, tersangka sudah membenarkan perbuatan cabul ketika sedang menjalankan dinas sebagai asisten anastesi.
Ketika korban di ruang recovery dia bertugas mencabut alat infus. Saat itulah, nafsu birahi tersangka muncul dan memegang-megang bagian tubuh pasiennya.
Kasus pelecehan seksual dialami Widya, pasien di RS National Hospital Surabaya. Suami korban melaporkan ke polisi Rabu lalu.
Akhirnya pada Jumat pagi, Junaidi berhasil ditangkap di sebuah hotel. Setelah memeriksa selama 1 X 24 jam, penyidik Polrestabes Surabaya menetapkan Junaidi sebagai tersangka.
Tersangka melanggar pasal 290 KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. Dengan ancaman hukuman itu, tersangka Junaidi tiba-tiba terisak dan meminta maaf.
"Saya menyesal. Meminta maaf untuk ibu, istri dan anak saya. Terutama untuk rekan seprofesi saya, Saya minta maaf. Sungguh saya menyesalinya," ucap Junaidi terbata-bata dengan berurai air mata di balik topengnya. (win/pul/jpnn)
Mantan perawat National Hospital sudah mengakui perbuatan cabulnya ketika sedang menjalankan dinas sebagai asisten anastesi.
Redaktur & Reporter : Natalia
- Dilecehkan Dokter, Calon Perawat Tuntut Uang Rp 5 Miliar
- Dokter Reza Klaim Calon Perawat Harus Diperiksa Menyeluruh
- IDI Turun Tangan di Kasus National Hospital
- Bu Risma Geregetan Dengar Kasus di National Hospital
- Perawat Korban Pelecehan Mengaku Diperiksa Seperti Ibu Hamil
- Ingat, RS Wajib Berikan Info soal Hak Pasien