Jadi Tuan Rumah Butuh Rp 20 M

Jadi Tuan Rumah Butuh Rp 20 M
Jadi Tuan Rumah Butuh Rp 20 M
Dengan anggaran yang dinilai besar tersebut, Sapta sekali lagi harus memikirkan dampak negatif dan positifnya. Bisa jadi sekilas dengan menjadi tuan rumah akan banyak turis yang masuk ke Indonesia selama perhelatan. Namun, kunjungan itu hanya singkat. Sapta lebih mendukung jika anggaran Rp 20 miliar itu dialokasikan untuk promosi destinasi pariwisata Indonesia ke luar negeri.

Meskipun mengambil sikap keberatan, Sapta mengatkan pihaknya masih berupaya untuk mencari sponsor pendukung. Sapta berujar, jika bisa mendapatkan sponsor, Indonesia bisa menjadi tuan rumah penetapan tujuh keajaiban dunia tanpa keluar uang sepeserpun.

"Penjajakan iklan ini masih kita lakukan. Hasilnya ditunggu saja," kata dia. Jika ini sukses, tempat yang dipilih antara lain di Jakarta atau Bali. Sapta menuturkan, masih ada waktu sebelum panitia penyelenggara tujuh keajaiban dunia menutup kesempatan bagi kandidat tuan rumah.

Sementara itu, Sapta juga menjelaskan perkembangan posisi Taman Nasional Pulau Komodo (TNPK). Menurutnya, posisi TNPK naik turun. Kadang di posisi tujuh, juga sempat di posisi delapan. "Benar memang tidak stabil," kata dia. Namun, dengan promosi yang gencar ke dalam dan luar negeri, Sapta yakin TNPK bisa masuk menjadi salah satu tujuh keajaiban dunia. Dia berharap masyarakat lebih intensif lagi mendukung TNPK. (wan)


JAKARTA - Indonesia menentukan sikap pikir-pikir, ketika mendapatkan kesempatan menjadi tuan rumah pengukuhan tujuh keajaiban dunia. Untuk menjadi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News