Jadi WNI
Oleh: Dahlan Iskan
Ia melihat, waktu membuat keputusan terbesar dalam hidupnya itu: untuk bisa jadi pengusaha sukses ia harus berusaha di Indonesialah. Kesempatannya sangat besar. Di Singapura bisnis-bisnis besar sudah dikuasai BUMN di sana.
Low Tuck Kwong sudah masuk Indonesia tahun 1986 atau 1987. Ia jadi kontraktor fondasi. Di Jakarta. Proyek pertamanya adalah di Ancol. Pinggir laut pantai utara Jakarta. Struktur tanah oloran seperti di tepi laut Ancol sangat lembek. Low Tuck Kwong bisa mengatasi kesulitan itu.
Ia memang berpengalaman di dunia konstruksi. Ayahnya punya perusahaan konstruksi besar di Singapura. Sang ayah punya anak 7 orang, termasuk Tuck Kwong.
Proyek pertama di Ancol itu masih kuat sampai sekarang: pabrik es krim besar, Diamond.
Dari Ancol namanya terkenal ke seluruh Indonesia –khususnya di dunia konstruksi. Ia dianggap perintis sistem piling tumpuk –saya kurang paham maksudnya.
Dari kontraktor sipil, Datuk Low mengincar bidang kontraktor tambang. Hanya sebagai kontraktor. Di sinilah ia melihat betapa kaya hasil tambang Indonesia. Lama-lama ia tidak mau hanya jadi kontraktor. Ia ingin memiliki tambang sendiri.
Itu tidak mungkin.
Ia orang asing.