Jadikan Teknologi Pertanian di Batu Sebagai Role Model
Amran juga kagum dengan teknologi pengelolaan susu sapi dan kambing di BBPP Batu. Menurutnya, pengelolaan susu tersebut bisa menghasilkan produk seperti yoghurt yang bernilai jual tinggi.
"Susu sapi kalau dijual kiloan harganya Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu. Tetapi kalau diproses harganya Rp 80 ribu. Ini kenaikan 800 persen. Jadi mari kita beternak dengan cerdas," jelas dia.
Sementara Kepala BBPP Batu Apri Handono menyebutkan, sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, BBPP Batu memainkan perannya meningkatkan kualitas SDM peternakan melalui berbagai pelatihan bagi aparatur maupun nonaparatur (petani, peternak, pelaku usaha).
"Didirikan tahun 1977 dengan nama Regiobal Dairy Training Center (RDTC), balai besar ini memiliki 3 program andalannya, yakni ptogram sapi Belgian Blue, produk olahan susu dan ternak, serta produk telur omega tiga," ujarnya Selasa (16/7/2018), di Batu, Malang.
Upaya mewujudkan swasembada daging terus dilakukan menjadi prioritas utama BBPP Batu. Salah satunya dengan mengembangkan sapi Belgian Blue (BB).
Berbagai pelatihan diberikan kepada para peternak termasuk implementasi Transfer Embrio (TE) pada sapi BB sejak Maret 2018.
Apri mengatakan, tahun 3018 BBPP Batu ditarget menghasilkan 20 ekor sapi bunting jenis BB. "Dari target 20 ekor bunting, kita sudah punya 7 ekor. Dan saya optimis target tercapai," ujar Apri. (tan/jpnn)
Pengelolaan ternak dan penerapan kerja di BBPP Batu Jatim menggunakan teknologi.`
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Menteri SYL Sampaikan Arah Kebijakan Pertanian Kementan Pada 2021
- Harga Kedelai tak Stabil, Mentan Syahrul Yasin Limpo Langsung Lakukan Ini
- Kementan Ungkap 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar Indonesia
- Realisasi RJIT Ditjen PSP Kementan di Kabupaten Bandung Melebihi Target
- Mentan SYL Tingkatkan Produksi Pertanian di Sulawesi Utara
- Covid-19 Tantangan Bagi Kementan untuk Penyediaan Pangan, Mohon Doanya