Jadikan Teks 'Indonesia Raya' Suvenir Ultah
Kamis, 15 Januari 2009 – 11:19 WIB

POTONG TUMPENG : Guruh Soekarno Putra saat merayakan ulang tahunnya yang ke 56 di kediamannya, Jl. Sriwijaya, Jakarta, Selasa (13/1/2009) kemarin malam. Nampak anak Presiden pertama RI itu menyerahkan potongan tumpeng kepada teman dekat ayahnya Umardhani. FOTO : CHARLIE.LOPULUA/INDO.POS
JAKARTA – Suvenir biasanya berupa pernik-pernik unik. Namun, bagi Guruh Soekarno Putra, pernik-pernik masih kurang spesial untuk diberikan kepada undangan yang hadir di pesta ulang tahunnya Selasa malam (13/1). ”Yang bikin acara bukan kemauan saya. Tapi, sudah jadi tradisi setiap ulang tahun ada open house. Jadi, sepertinya, ada yang aneh kalau tidak (dirayakan, Red),” sambungnya.
Bertempat di kediamannya, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, seniman kelahiran Jakarta, 13 Januari 1953 itu memberikan sebuah teks Indonesia Raya versi lengkap sebanyak tiga stanza. ”Saya yakin, syair Indonesia Raya seperti ini tidak mudah ditemukan,’’ ujar pemilik nama asli Muhammad Guruh Irianto Soekarno Putra itu, lantas meminta setiap pengunjung untuk berdiri dan menyanyikan lagu tersebut.
Baca Juga:
Pendiri grup kesenian GSP Production (Gencar Semarak Perkasa) itu berharap, suvenir tersebut mengingatkan kembali nasionalisme bangsa di tengah berbagai masalah yang menerpa. Memang, setiap perayaan ulang tahun, putra proklamator Indonesia, Soekarno, tersebut berusaha membagikan sesuatu untuk undangan yang datang. Dia mengaku, semua itu disiapkan teman-teman terdekatnya.
Baca Juga:
JAKARTA – Suvenir biasanya berupa pernik-pernik unik. Namun, bagi Guruh Soekarno Putra, pernik-pernik masih kurang spesial untuk diberikan
BERITA TERKAIT
- The Cottons Persembahkan Lentera, Lagu Kasih Sayang untuk Orang Terdekat
- Samuel Rizal Kerasukan saat Syuting Film Mangku Pocong
- Indra Bekti dan Aldila Jelita Kembali Ungkap Keinginan Pindah ke Australia
- Ardhito Pramono Jadi Special Guest Konser Boyce Avenue di Jakarta
- Heboh Pengakuan Lisa Mariana, Ridwan Kamil Akhirnya Lapor Polisi
- Paula Verhoeven: Fitnah Ini Sudah Terlalu Jauh