Jaga Ekosistem Laut, PIS Tanam 3.000 Bibit Lamun di Teluk Bakau

Jaga Ekosistem Laut, PIS Tanam 3.000 Bibit Lamun di Teluk Bakau
PT International Shipping (PIS) melakukan rehabilitasi ekosistem pantai melalui penanaman 3.000 bibit lamun di Teluk Bakau, Bintan. Foto dok PIS

Ekosistem lamun bahkan dapat menurunkan tinggi gelombang hingga 36% dan energi gelombang hingga 70%.

Dengan demikian, lamun berperan penting dalam melindungi garis pantai dari dampak perubahan iklim, sekaligus menjaga keberlangsungan aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat pesisir.

“Perwira dari Sub Holding Integrated Marine Logistics sukses membantu proses rehabilitasi ekosistem pesisir di Teluk Bakau melalui penanaman 3.000 bibit lamun. Melalui inisiatif ini, kami berharap bisa berkontribusi dalam upaya konservasi daerah pesisir di Indonesia yang dapat bermanfaat bagi generasi ke depan, khususnya bagi komunitas pesisir,” ujar Corporate Secretary PIS Muhammad Baron.

Inisiatif ini merupakan bagian dari program besar BerSEAnergi untuk Laut oleh PIS, yang menyasar pada kesejahteraan masyarakat pesisir.

Sejak 2023, PIS telah melakukan berbagai inisiatif lingkungan, termasuk penanaman 10.000 pohon mangrove dan kegiatan transplantasi terumbu karang di sejumlah daerah pesisir di Indonesia.

Lewat inisiatif ini, PIS berharap Teluk Bakau bisa berkembang menjadi pusat edukasi lingkungan sekaligus lokasi studi lapang bagi perguruan tinggi dan lembaga riset di sekitar Bintan.

Harapannya, manfaat dari program ini bisa terus meluas, baik dari sisi ilmiah maupun sosial.

“Melalui program ini, kami ingin mengajak masyarakat dan generasi muda untuk turut serta menjaga kekayaan hayati laut Indonesia. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas lokal dan akademisi, menjadi kunci dalam menciptakan dampak yang berkelanjutan bagi lingkungan dan komunitas pesisir,” seru Baron.(chi/jpnn)


PIS telah melakukan berbagai inisiatif lingkungan, termasuk penanaman 10.000 pohon mangrove dan kegiatan transplantasi terumbu karang di sejumlah daerah pesisir


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News