Jaga Supply dan Demand Agar Harga Bawang Merah Stabil

Padahal, ini jelas jadi lebih mahal dan tidak efisien. Hal ini juga harus diberikan edukasi.
"Mereka tidak sabaran. Solusi untuk mengatasi masalah harga bawang ini adalah perlu ada kesadaran bersama untuk melakukan pendekatan pola tanam berbasis teknologi," tuturnya.
Dalam hal manajemen budi daya tanam, sambung Moeldoko, petani bawang belum terbiasa berorientasi pada edisiensi.
Indikatornya yaitu petani lebih suka menggunakan pupuk nonorganik dan pestisida berlebihan.
"Padahal, tata cara seperti itu akan menimbulkan inefisiensi. Sebab cara budi daya seperti itu akan merusak unsur hara sehingga dalam jangka panjang akan menimbulkan biaya tinggi (tidak efisien)," papar Moeldoko.
Moeldoko berharap petani diarahkan untuk tidak lagi menggunakan pupuk nonorganik dan pestisida secara berlebihan.
Mereka diarahkan untuk lebih bertani secara organik karena ongkos produksinya menjadi lebih murah. (jos/jpnn)
Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko mengatakan, suppy dan demand harus diperhatikan untuk menjaga stabilitas harga bawang.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Bea Cukai Aceh Musnahkan Bawang Merah dan Pakaian Bekas Ilegal, Sebegini Banyaknya
- Harga Pangan Masih Bergejolak, tetapi Perlahan Turun
- 4 Manfaat Bawang Merah, Kanker Bakalan Ogah Menyerang
- Moeldoko: Masyarakat Ingin Berpindah ke Kendaraan Listrik, Karena..
- Bea Cukai Aceh Musnahkan 1.765 Karung Bawang Merah yang Tak Penuhi Syarat Keamanan Pangan
- Harga Cabai Setan Sudah Kebangetan, Bawang Merah Juga