Jaga Tradisi dan Tak Hilangkan Budaya Nenek Moyang
****
10 Mei 2014, suasana hening pedesaan mengiringi pemberkatan nikah kedua mempelai. Lommoye, sebuah desa tenang yang ditempuh dengan satu jam perjalanan dari Paris, menjadi pilihan. Hamparan rerumputan hijau menjadi pemandangan yang elok. Gaun putih Patricia berkibar-kibar ditiup angin musim panas utara Prancis. Ya, sungguh pernikahan impian bagi sebagian besar orang.
Entah bagaimana disebut desa, Lommoye hanya terdiri atas sebuah kastil tua dan sebuah gereja. Rumah penduduk bisa dihitung jari. Itu pun jauh dari lokasi pesta. ”Rasanya kayak camping,” ujar Freddy lantas tertawa. Ayah dua anak itu benar-benar tidak campur tangan dalam mengurusi segala persiapan acara. Urusan anak-anak, orang tua ikut saja. Begitu ujar mereka.
Domain de Mauvoisin, nama kastil itu, sebetulnya tinggal sebagian kecilnya. Tepatnya, tinggal istal kudanya. Tapi, dengan sentuhan artistik seniman Prancis, jadilah istal kuda tersebut hall yang megah untuk merayakan pernikahan. Nuansa histori yang kental tidak luput menambah eksotisme pernikahan itu.
”Kami memang mengonsep wedding on vacation,” ujar Stanley. Jadi, kata dia, semua orang mengalami perjalanan dan menganggap itu tidak berbeda dengan liburan. Pernikahan yang liburan, liburan yang pernikahan.
Persiapannya bisa ditebak. Satu tahun sebelumnya Stanley dan Patricia bak agen travel. Pasangan itu sibuk mengutak-atik internet untuk menemukan lokasi yang cocok. Kriterianya simpel. Privat, tenang, tapi tidak terlalu jauh dari bandara.
Setelah mengubek-ubek berbagai situs, pilihan lantas mengerucut ke Prancis, lalu Lommoye. Tanpa berlama-lama, mereka terbang ke Paris untuk langsung mengecek kondisi lapangan. Untunglah, masih ada sisa hari yang kosong. Sebab, tidak lama setelah mem-booking kastil, Domain de Mauvoisin mendadak tenar dan terus full-booked hingga akhir tahun.
Berbeda dengan banyak pernikahan di Indonesia, pernikahan di luar negeri memang menjadi kehebohan sang calon pengantin. Mulai urusan gereja, resepsi, gaun, hingga undangan, pengantin harus bekerja rodi.
JIKA pernikahan diibaratkan memasuki gerbang baru, Freddy H. Istanto benar-benar mempersiapkannya. Beberapa jam menjelang resepsi, Direktur Sjarikat
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408