Jahat Enak

Oleh: Dahlan Iskan

Jahat Enak
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

"Di Australia hampir tidak ada yang minum kopi Robusta," ujar Stevanus Ade, si Dukun Kopi. Banyak negara hanya gemar Arabica. Banyak juga yang hanya menyukai Robusta. Italia dan Prancis adalah penggemar espresso Robusta.

"Saya ini penggemar kopi ribet," ujar Nasrullah.

Setuju!

Mau minum kopi saja begitu banyak birokrasinya. Begitu rumit alatnya. Sudah di kafe pun masih bawa alat sendiri. Bahkan ia bawa air dari rumahnya.

"Kita mulai dari yang lokal dulu. Ini bagian dari kearifan lokal," katanya. Tanpa tersenyum. Hanya saya yang tertawa kecil.

Nasrullah memasang timbangan. Lalu menaruh penggersa kopi di atas timbangan. Ia buka sachet Latumojong. Ia sendok biji kopi dari dalamnya. Ia masukkan ke penggerus itu. Hati-hati. Agar jangan terlalu banyak. "Harus hanya 15 gram saja," katanya lirih.

Itu berarti sekitar 105 biji kopi. Yang sudah di-roster. Ringan.

Nasrullah pun memutar alat di penggerus itu. Dengan tangannya. Memutarnya harus ke arah kiri. Saya lupa alasannya. Tebaklah kalau bisa. Dua menit kemudian kopi sudah jadi bubuk.

Konon biji kopi khusus itu diselundupkan ke Tiongkok secara rahasia. Dimakan. Lalu, bijinya, diberakkan di Tiongkok. Saking ketatnya kontrol Panama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News