Jaipong Gembyung
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
jpnn.com - Lesunya hari raya Imlek tahun ini tidak terasa di Bogor. Saya kembali hadir di perayaan Cap Go Meh di kota hujan itu Rabu lalu. Gerimis pun tidak. Mendung yang bergelayut di langit justru menambah sejuknya udara.
Mungkin karena Presiden Turkiye Thayeb Erdogan ke Bogor hari itu. Mungkin juga karena Kien Lin turun ke jalan.
Kemeriahan perayaan Cap Go Meh di Bogor, Jumat 14 Februari 2025.-jabarprov
Yang jelas Tuhan tidak menurunkan hujan di Bogor sore itu -kalau memang salah satu tugas Tuhan adalah menurunkan hujan di Bogor.
Ini perayaan Cap Go Meh ke-20 di Bogor. Sejak tumbangnya orde baru.
Yang pertama dulu pun ditentang hebat oleh masyarakat. Terutama oleh tokoh klenik Bogor yang Anda sudah tahu: almarhum Ki Gendheng Pamungkas.
Gendheng sampai menantang-nantang. Juga mengerahkan kemampuan spiritualnya untuk menggagalkan acara itu.
Panitia Cap Go Meh sampai kewalahan. Untung ada seorang perwira pertama yang turun tangan. Pangkatnya masih kapten. Kesatuannya Kopassus. Jabatannya: Danden Sandi Yudha di Grup 3 Kopassus. Markasnya di Cijantung, tapi wilayahnya sampai Bogor.