Jaipong Gembyung
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Nama kapten itu: Farid Makruf. Sejak kapten Farid sudah begitu berani menghadapi tantangan besar. Problem besar, bahkan menghadapi tokoh besar.
Begitulah Farid. Pun sampai di kemudian hari. Selalu menghadapi tantangan. Tidak pernah mencoba menghindar, apalagi lari.
Saat bertugas sebagai Danrem Sulteng di Palu, urusan teroris di Poso dia tuntaskan.
Jabatan penting terakhirnya adalah Pangdam V Brawijaya. Menjelang Pilpres dia diganti. Konon dinilai terlalu dekat dengan calon wapres Mahfud MD -sesama tokoh Madura.
Belakangan saya dengar bukan itu. Dia terlalu apa adanya dalam bersikap dan berbicara -belum tentu atasan suka.
Dengan turun tangannya kapten Farid, perayaan Cap Go Meh berlangsung. Tahun berikutnya saya hadir di perayaan yang sama. Ikut pawai. Ikut karnaval dewa-dewa dari seantero Indonesia. Hujan. Basah kuyub.
Sampai tengah malam. Aman. Tidak ada lagi protes. Acara itu sudah dianggap perayaan, festival budaya dan hiburan.
Sejak itu tiap tahun Cap Go Meh di Bogor berlangsung meriah. Ketua panitianya tetap Arifin Himawan. Aktivis Tionghoa di Bogor. Pengurus pusat barongsai -sejak saya masih jadi ketua umumnya.