Jajak Pendapat: 61,45% Tidak Setuju Kaltim jadi Ibu Kota Negara
jpnn.com, JAKARTA - Peluang besar Kaltim menjadi lokasi baru ibu kota negara juga mendapat respons negatif dari warga .
Terlebih bila lokasi ibu kota itu berada di Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar). Warga dominan menolak.
Setidaknya itu merupakan hasil dari jajak pendapat yang dilakukan Tim Riset Kaltim Post (Jawa Pos Group) kepada 179 responden di provinsi ini. Para responden memiliki usia minimal 17 tahun.
Data statistik menunjukkan 44,69 persen responden menyatakan Kaltim layak menjadi ibu kota negara. Sementara yang mengatakan belum layak ada 37,43 persen. Sisanya 17,88 persen menyatakan tidak layak.
Namun dari angka itu, yang menjawab tidak setuju Kaltim jadi ibu kota negara sebesar 61,45 persen. Sementara yang setuju 38,55 persen. Sejumlah alasan dikemukakan.
Dari masih banyaknya daerah tertinggal di Kaltim hingga faktor kerusakan lingkungan yang menyebabkan responden tidak setuju ibu kota dipindah ke provinsi ini.
BACA JUGA: Rekapitulasi Suara Manual Pilpres 2019: Jokowi vs Prabowo, Selisih Hampir 1 Juta
“Teknik sampling yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dan hasil survei ini tidak dimaksudkan untuk mewakili seluruh pendapat masyarakat di Kaltim,” beber Koordinator Tim Riset Kaltim Post Rizky Rizkyawandy.
Rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kaltim tampaknya tak berjalan mulus karena juga menuai respons negatif dari sejumlah warga Benua Etam.
- Pemprov Kaltim Raih Bhumandala Rajata 2024, Manfaatkan Teknologi Geospasial
- Viko Berharap Wakil Kepala Otorita IKN Dijabat Putra Kaltim
- APBD Kaltim Terbesar di Indonesia, tetapi Mengapa Banyak Infrastruktur Jalan Rusak?
- APBD Besar, Mengapa Masih Banyak Warga Kaltim yang Miskin?
- Kaltim Raih Peringkat 13 Nasional di Ajang PEPARNAS XVII 2024
- Elektabilitas Rudy Mas'ud-Seno Aji Tidak Terkejar Pesaingnya Versi Survei WRC