Jakarta Kota Termacet Sedunia, Ini Kata Polda Metro
jpnn.com - JAKARTA - Stigma kemacetan lalu lintas yang parah memang tak bisa lepas dari Ibukota Jakarta. Hasil survei terbaru dari Castrol Magnatec menasbihkan Jakarta sebagai Kota Termacet sedunia.
Menanggapi itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Martinus Sitompul, mengatakan, sebuah kota itu macet tentu ada faktor-faktornya. Misalnya, ada dari faktor manusia, kendaraan dan transportasinya.
"Dalam hal ini kami melihat dari faktor manusia petugasnya, kemudian kultur dari pengguna kendaraan itu sendiri dan bagaimana manusianya tertib atau tidak, dan bagaimana disiplin lalu lintasnya," beber Martinus, Jumat (6/2).
Dia menyatakan, kalau dilihat kendaraan di Jakarta dan daerah-daerah penyangganya jumlahnya cukup besar. Pertumbuhan kendaraan hampir 11 persen hingga 12 persen. Sedangkan penambahan jalan hanya 0,01 persen.
Artinya, kata Martinus, perkembangan jumlah kendaraan itu lebih tinggi daripada perkembangan sarana prasarana jalan. Selain itu, kata dia, transportasi massal kita masih terbatas.
"Seyogyanya kalau ada daerah-daerah penyangga masuk ke Jakarta yaitu dengan kendaraan massal itu yang bisa menampung," katanya.
Namun, kata dia, sekarang kalau dilihat kendaraan-kendaraan dari luar Jakarta langsung menempati titik-titik dimana mereka bekerja.
Martinus pun menambahkan, kendala lain juga dikarenakan banyaknya hunian. "Tentu ini ada kendala juga tentang bagaimana analisa lalu lintasnya," ujarnya.
JAKARTA - Stigma kemacetan lalu lintas yang parah memang tak bisa lepas dari Ibukota Jakarta. Hasil survei terbaru dari Castrol Magnatec menasbihkan
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS