Jakarta Tambah Usia, Pernah Punya Gubernur Gampang Marah Pembawa Kemajuan Luar Biasa

Jakarta Tambah Usia, Pernah Punya Gubernur Gampang Marah Pembawa Kemajuan Luar Biasa
Kawasan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat pada 2020. Foto/ilustrasi: M Azil/JPNN.com

Bang Ali menuturkan tidak jarang Bung Karno justru yang terlebih dahulu menghampiri dan menyalami para koleganya saat sama-sama datang di resepsi.

“Orang yang sebelumnya membenci, begitu bertemu dan bergaul dengan Bung Karno pasti berbalik mengaguminya,” cerita Bang Ali.

Saat Bang Ali mulai memimpin Jakarta, anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI hanya Rp 66 juta. Perinciannya ialah Rp 44 juta dari subsidi pemerintah pusat, sedangkan Rp 22 juta dari pendapatan asli daerah (PAD).

Sebelas tahun kemudian atau ketika Bang Ali mengakhiri masa jabatannya sebagai gubernur, APBD DKI sudah sebesar Rp 116 miliar.

Dari jumlah itu, sebanyak 75 persen adalah PAD. “Kerja, kerja, kerja,” kata Bang Ali.

Di era Bang Ali juga Jakrta memiliki Terminal Lapangan Banteng, Terminal Blok M, Terminal Pulogadung, Terminal Cililitan, dan Terminal Grogol.

Bang Ali juga yang memelopori pembangunan Taman Ismail Marzuki di Cikini, Taman Ria Remaja di Senayan, gelanggang remaja di berbagai wilayah di DKI, dan Jakarta Fair.

Selain itu, Bang Ali juga membentuk Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan membantu pembentukan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

Pada 1966, APBD DKI hanya Rp 66 juta. Setelah 11 tahun di bawah gubernur pemarah yang doyan kerja, DKI memiliki APBD Rp 116 miliar dengan 75 persen dari PAD.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News