Jakob Oetama
Oleh Dahlan Iskan
Dalam suatu kongres SPS di Jakarta Pak Jakob ''menggalang'' utusan: jangan lagi memilih beliau. Harga mati. Lantas beliau ''menggalang'' suara agar memilih saya.
Saya melihat gelagat itu. Menjelang acara pemilihan ketua umum, saya diam-diam ke bandara. Pulang ke Surabaya. Agar tidak bisa dipilih –ketentuannya jelas: calon ketua umum harus ada di arena pemilihan.
Saya pun lega: bisa pulang dari kongres tanpa beban apa-apa.
Ups... Begitu mendarat di Juanda saya ditelepon Pak Jakob.
"Mas Dahlan terpilih sebagai ketua umum," kata beliau.
"Lho saya kan tidak ada di tempat? Kan anggaran dasar mensyaratkan itu?" jawab saya.
"Menjelang pemilihan tadi anggaran dasarnya sudah diubah. Dan saya yang menjamin bahwa Mas Dahlan pasti mau kalau saya yang minta," kata beliau.
Tentu saya tidak berani untuk tidak tawaduk kepada Pak Jakob. Saya pun menerima jabatan itu –dengan doa jangan sampai saya meninggal dunia di jabatan itu.