Jaksa Agung Harus Bebas Intervensi
Muncul Ide Kombinasi Luar-Dalam
Senin, 13 September 2010 – 14:48 WIB
Hasril mengaku memahami jika posisi Jaksa Agung dan Wakil Jaksa Agung bukan merupakan satu paket yang dipilih bersamaan. "Tapi mereka satu paket sebagai pimpinan," jelasnya. Jaksa Agung yang berasal dari non-karir, menurutnya bisa memilih pendampingnya dari internal yang kredibel. "Jangan sampai nanti malah jadi penghalang untuk melakukan reformasi di tubuh kejaksaan," sambungnya.
Baca Juga:
Lantas siapa figur yang cocok? Hasril sependapat dengan wacana menjadikan salah satu dari Busyro Muqoddas dan Bambang Widjojanto sebagai Jaksa Agung, jika tidak terpilih sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun dia lebih cenderung memilih Busyro. "Keduanya sudah melewati tahapan dan seleksi (calon pimpinan KPK) yang ketat," paparnya.
Hasril juga menyebut nama Yunus Husein, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), serta Harkristuti Harkrisnowo, Dirjen HAM Kemenkum HAM, sebagai pilihan untuk mengisi kursi nomor satu di korps Adhyaksa itu. Sementara calon dari internal, dari delapan pejabat eselon I, Hasril tidak menemukan nama yang cocok.
"Mungkin pilihan yang terbaik dari yang terburuk," katanya. "Meski dari internal, tapi harus yang memiliki resiko paling kecil, karena masing-masing sudah tahu kelebihan dan kekurangannya," imbuhnya.
JAKARTA - Rencana pergantian Jaksa Agung Hendarman Supandji terus mendapatkan perhatian publik. Sejumlah kalangan memberikan syarat bagi figur yang
BERITA TERKAIT
- Menteri Lingkungan Hidup Minta TPA Setop Pakai Sistem Open Dumping
- Koalisi BEM Banten Serukan Tolak Upaya Said Didu Mengadu Domba terkait PIK 2
- Teruntuk Jenderal Listyo Sigit, Anda Dicap Terlibat Merusak Demokrasi di Indonesia
- Kasus Korupsi di Kemenhub, KPK Menahan 3 Ketua Pokja Proyek DJKA
- Parcok Cawe-Cawe di Pilkada, Deddy PDIP Serukan Copot Jenderal Listyo
- KSAD Jenderal Maruli: Lulusan Seskoad Harus Mampu Mengemban Tugas Masa Depan