Jaksa Agung Ingatkan Pentingnya Jiwa Korsa dalam Organisasi Kejaksaan

jpnn.com - JAKARTA - Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin menyatakan bahwa tidak ada toleransi terhadap penyimpangan dan kesalahan dalam bertugas Hal itu demi menjaga kepercayaan masyarakat yang begitu tinggi terhadap lembaga kejaksaan.
Dia menuturkan bahwa dalam lima tahun belakangan ini, seluruh anggota telah berupaya keras untuk menjadikan lembaga inidipercaya publik, bahkan hasil survei terakhir di urutan pertama dengan nilai 74,7 persen.
"Jangan nodai pencapaian itu dengan segala bentuk penyimpangan atau kesalahan dalam bertugas. Tak akan saya toleransi dan saya akan tindak tegas," kata Burhanuddin di Jakarta, Senin (9/9).
Jaksa Agung menyampaikan penegasan itu kepada Siswa Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Angkatan Ke-81 Gelombang I Tahun 2024.
Selain itu, dia juga mengingatkan akan pentingnya keberadaan jiwa korsa dalam organisasi kejaksaan dengan membangun solidaritas dan soliditas yang mengarah pada kebenaran dan kebaikan untuk penguatan institusi.
Menurut Burhanuddin, hal ini mengingat sebagian besar tugas yang diemban jaksa ialah tugas-tugas bersifat kerja tim.
Oleh karena itu, keberhasilan pelaksanaan tugas akan sangat bergantung pada soliditas yang terbangun di dalam tim tersebut.
Dia menegaskan kepada para peserta PPPJ bahwa kejaksaan jika diibaratkan kapal, seluruh jajaran adalah anak buah kapal, sedangkan Jaksa Agung nakhodanya.
Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin mengingatkan pentingnya keberadaan jiwa korsa dalam organisasi kejaksaan.
- Lemkapi Sebut RUU Kejaksaan akan Membuat Jaksa Kebal Hukum
- Jaksa Agung Diminta Evaluasi Jampidsus Soal Hilangnya Perkara di Dakwaan Zarof
- Jimly: Kewenangan Penyidikan Pidana Tertentu Kejaksaan Bisa Ditambahkan
- Akademisi di Unimuda Sorong Nilai Asas Dominus Litis Perlu Pengawasan Ketat
- IMM UIN Sumut Soroti Asas Dominus Litis, Akademisi Singgung Warisan Kolonial
- Kewenangan Jaksa di RUU Kejaksaan Dianggap Berlebihan