Jaksa Agung Sebut Ahli Waris Pak Harto Harus Ganti Rugi
jpnn.com - JAKARTA - Jaksa Agung Prasetyo mengatakan, ahli waris Presiden RI kedua, Soeharto, harus ikut bertanggung jawab melaksanakan putusan Mahkamah Agung yang mengharuskan yayasan membayar ganti itu.
Menurut dia, itu sudah merupakan putusan hukum yang telah mesti dijalankan. "Ahli waris kan itu menikmati, itulah makanya ahli waris juga dikenakan untuk membayar ganti rugi, uang pengganti," kata Prasetyo, Jumat (25/9) di Kejagung.
Saat ini, kata dia, untuk melakukan eksekusi masih menunggu penyelesaian administrasi supaya kejaksaan memiliki legal standing.
Dia belum melihat ada kendala dalam mengeksekusi putusan MA terkait masalah Yayasan Supersemar tersebut. "Tentunya kami berharap dari pihak tergugat, termohon, dialah yang sebenarnya menentukan cepat tidaknya pelaksanaan putusan ini," katanya.
Dia mengatakan, siap membantu pengadilan jika dilibatkan dalam proses eksekusi itu. "Ya kami dilibatkan, nanti dilihat apa yang bisa kami bantu," ujarnya seraya menambahkan daftar aset Yayasan Supersemar sebagian sudah dihitung.
Seperti diketahui, MA mengabulkan PK yang diajukan Kejagung dalam perkara penyelewengan dana beasiswa Supersemar dengan tergugat Yayasan Beasiswa Supersemar.
Dalam putusan Mahkamah Agung nomor 140 PK/PDT/2015 itu disebutkan bahwa Yayasan Supersemar harus membayar USD 315 juta dan Rp 139,2 miliar kepada negara.
Jika dikonversikan dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar hari ini maka yang harus dibayar oleh pihak Soeharto dan Yayasan Supersemar adalah sebesar Rp 4,4 trilliun. (boy/jpnn)
JAKARTA - Jaksa Agung Prasetyo mengatakan, ahli waris Presiden RI kedua, Soeharto, harus ikut bertanggung jawab melaksanakan putusan Mahkamah Agung
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Menko Polkam Minta Masyarakat Tak Khawatir dengan Kenaikan PPN 12 Persen
- Kinerja Polri 2024 di Bawah Jenderal Listyo Sigit Presisi, Menuju Indonesia Emas di Tengah Netizen Cemas
- Kapolda Papua: 27 Anggota KKB Tewas Selama 2024
- Bencana di Sukabumi Pengaruhi Jumlah Wisatawan Saat Nataru
- Anggap Muslim di Indonesia Paling Beruntung, Kepala BPIP Sebut Setiap WNI Terlahir jadi Capres
- Kecam Survey OCCRP yang Serang Jokowi, Golkar Singgung PDI Perjuangan