Jaksa Bhutto Dibunuh, Pakistan Dibayangi Kekacauan Politik
Sabtu, 04 Mei 2013 – 09:01 WIB

Jaksa Bhutto Dibunuh, Pakistan Dibayangi Kekacauan Politik
ISLAMABAD--Kekacauan politik membayangi Pakistan sepekan menjelang pemilihan umum (pemilu). Jumat (3/5) ketegangan memuncak saat sekelompok pria bersenjata menembak mati Chaudry Zulfiqar. Korban adalah jaksa yang sedang memproses kasus dugaan pembunuhan terhadap mendiang PM Benazir Bhutto.
Saat serangan terjadi, Zulfiqar sedang dalam perjalanan menuju Kota Rawalpindi yang berjarak sekitar 13 kilometer dari Kota Islamabad. Seharusnya, jaksa senior itu menghadiri hearing terakhir kasus pembunuhan Bhutto di pengadilan antiteror. Di tengah perjalanan, sekelompok pria menyerang mobil yang dia kendarai bersama pengawal pribadinya.
"Dari jarak dekat, para penyerang melepaskan tembakan membabi buta. Zulfiqar tewas dengan luka tembak di kepala, bahu, dan dadanya," terang Arshad Ali, seorang pejabat kepolisian Islamabad. Setelah melumpuhkan target, para penembak misterius itu langsung melarikan diri. Sejumlah saksi mata menyatakan, jumlah penembak lebih dari seorang. Mereka kabur dengan taksi dan motor.
Menurut Ali, para penyerang memberondong mobil Zulfiqar sedikitnya dengan 13 tembakan. Kaca depan dan samping Corolla putih itu pun pecah. "Begitu peluru menembus tubuhnya, Zulfiqar kehilangan kendali atas mobilnya. Dia pun menabrak seorang perempuan yang langsung tewas saat itu juga," ujar Mohammed Rafiq, seorang personel kepolisian setempat.
ISLAMABAD--Kekacauan politik membayangi Pakistan sepekan menjelang pemilihan umum (pemilu). Jumat (3/5) ketegangan memuncak saat sekelompok pria
BERITA TERKAIT
- Rayakan Paskah, Presiden Kolombia Bicara soal Penderitaan Yesus & Rakyat Palestina
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global
- Kereta Gantung Terjatuh di Italia Selatan, 4 Tewas
- Ajak Israel Berunding, Hamas Siap Akhiri Perang di Gaza
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza