Jaksa Tak Akan Batal Dakwa Strauss-Kahn
Kamis, 21 Juli 2011 – 12:12 WIB
NEW YORK – Kasus pelecehan seksual yang memaksa Dominique Strauss-Kahn, 62, turun dari jabatannya sebagai direktur pelaksana IMF, agaknya, mulai berubah fokus. Belakangan, ada kabar bahwa perempuan 32 tahun yang mengaku diperkosa politikus Prancis itu hanya berbohong. Kini, perhatian publik pun tertuju kepada dia.
Kabarnya, ’’Korban’’ yang bekerja sebagai pelayan Hotel Sofitel, New York, itu tak pernah diperkosa. Tetapi, dia memang berhubungan seksual dengan Strauss-Kahn di dalam kamar hotel mewah di kawasan Manhattan tersebut. Seiring dengan terkuaknya kebohongan ibu satu anak itu, masa lalunya yang kelam dan penuh rekayasa pun diungkit dan menjadi konsumsi publik.
Baca Juga:
Dalam surat yang dilayangkan kepada tim pembelanya, perempuan asal Guinea, Afrika, itu berbohong soal kisah hidupnya. ’’Awalnya dia mengaku jadi korban perkosaan sekelompok pemuda di negara asalnya. Tapi, belakangan dia mengaku berbohong dan sengaja mengarang kisah itu agar bisa mendapatkan suaka di AS,’’ ujar Jaksa
Wilayah Manhattan Cyrus Vance. Selain itu, terungkap rekaman pembicaraan dia dengan kekasihnya yang sedang dipenjara. Saat itu, terungkap rencana dia menipu karena mengetahui Strauss-Kahn memiliki banyak uang.
Kendati kredibilitas korban akhirnya tercoreng, Vance bertekad untuk melanjutkan investigasi hingga tim jaksa penuntut umum menemukan semua fakta penting. Karena itu, dakwaan atas Strauss-Kahn tidak akan dibatalkan.
NEW YORK – Kasus pelecehan seksual yang memaksa Dominique Strauss-Kahn, 62, turun dari jabatannya sebagai direktur pelaksana IMF, agaknya,
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan