Jaksa Terdakwa

Oleh: Dahlan Iskan

Jaksa Terdakwa
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Moderatornya, dua orang, anchor TV ABC, terlihat sangat lugas. Sekali moderator memojokkan Kamala, tiga kali memojokkan Trump.

Kamala dipojokkan dengan pertanyaan soal aborsi. Bukan soal esensinya tetapi lebih ke konsistensi sikapnya: mengapa berubah-ubah pendapat. Yakni di umur bayi berapa minggu setuju aborsi dilakulan.

Dia pernah dikutip mengatakan pun ketika umur bayi dalam kandungan sudah sembilan bulan. Di sini Kamala digoreng oleh Trump.

Begitu juga sebaliknya. Ketika Trump dipojokkan moderator Kamala di atas angin. Misalnya, bagaimana teknis memulangkan tujuh juta lebih imigran gelap.

Lalu soal peristiwa pendudukan gedung parlemen tanggal 6 Januari 2020. Trump dihabisi, tetapi bukan Trump kalau tidak menyerang balik. Yang diserang Nancy Pelosi, ketua DPR kala itu. Bukan Kamala tetapi separtai dengan Kamala.

Pun ketika moderator bertanya apakah Trump tetap bersikap sebagai pemenang sebenarnya di Pilpres 2020.

Trump juga menghindar menjawab langsung pertanyaan moderator: "apakah ada yang Anda sesali dari peristiwa 6 Januari?".

Dia pilih jawaban yang muter-muter. Lalu moderator menyela: pertanyaan kami simple, "Apakah ada yang Anda sesali dari peristiwa 6 Januari".

Siapa yang menang? Donald Trump? Kamala Harris? Trump memang agresif, tetapi Kamala tidak kalah dalam menyerang saat debat Capres Amerika.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News