Jalan Menuju Perubahan Masih Berliku
Minggu, 12 Februari 2012 – 11:44 WIB
"Kita harus akhiri konflik etnis yang selama ini terjadi dan memperbaiki sistem penegakan hukum," seru Suu Kyi saat melawat ke Kota Pathein (Bassein), sekitar 190 kilometer sebelah barat Yangon, Rabu lalu.
Selain mengunjungi kota yang terletak di pinggir Delta Sungai Irrawaddy tersebut, ikon demokrasi Myanmar itu juga melawat ke beberapa wilayah lainnya. Salah satunya adalah Kota Dawei yang terletak di pesisir sebelah selatan Myanmar. Kendati masa kejayaan NLD dan Suu Kyi telah berlalu selama sekitar 22 tahun, magnet putri pahlawan nasional Myanmar, mendiang Jenderal Aung San, itu masih sangat kuat. Buktinya, kehadiran Suu Kyi di berbagai kota selalu menyedot ribuan bahkan belasan ribu massa.
Tetapi, analis politik Jan Zalewski menilai, magnet kuat dari doktor lulusan University of London itu malah bisa menjadi bumerang bagi NLD dan dirinya sendiri. Pasalnya, aktivitas politik Suu Kyi yang menyedot banyak massa berpotensi menyulut kerusuhan.
"Pemerintah sepertinya juga sengaja memberikan berbagai kelonggaran pada Suu Kyi dan partainya demi meredam kritik Barat. Tentu selalu ada batas untuk segala toleransi," tutur pengamat politik dari HIS Global Insight tersebut. Dia terus mewanti-wanti atau mengimbau agar Suu Kyi dan NLD waspada.
REFORMASI Myanmar membuka jalan bagi Aung San Suu Kyi, 66, untuk kembali ke dunia politik. Sebagai kepala pemerintahan yang baru, Presiden Thein
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan