Jalan Singapura
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

jpnn.com - Sejarah selalu berulang. Begitu kata orang bijak pandai. Akan tetapi, tokoh sejarah hanya lahir satu kali.
Orang-orang yang mengukir sejarah besar hanya lahir sekali dalam sejarah.
Itulah yang terjadi dalam sejarah bangsa-bangsa seluruh dunia.
Indonesia mengalami hal itu dengan Sukarno, Singapura mengalami hal itu dengan Lee Kuan Yew.
Dua orang itu adalah tokoh besar yang lahir bersamaan dengan kelahiran bangsanya sebagai negara bangsa, ‘’nation-state’’.
Dua-duanya merupakan tokoh besar yang dilahirkan oleh zamannya. Sukarno lahir dan besar dari gejolak zaman pada era kolonialisme, dan Lee bergumul untuk menciptakan identitas sebuah bangsa pasca-kolonialisme.
Sukarno meninggalkan PR yang sangat banyak bagi bangsa Indonesia.
Sampai sekarang para penerus Sukarno seperti meraba-raba arah pembangunan bangsa yang diwariskan para founding parents negara.
Jalan Singapura sekarang ditempuh China dengan sukses. Banyak negara lain yang tergoda untuk mengikuti jalan yang sama, membangun ekonomi tanpa demokrasi.
- Bahlil Harap Danantara Bisa Biayai Investasi Hilirisasi
- Hipmi Nilai UU Minerba jadi Angin Segar untuk UMKM
- Arsjad Rasjid Sebut Ekonomi Indonesia Bisa Berkembang Lebih Cepat
- Luhut Sebut Kebijakan Donald Trump Bisa jadi Peluang Indonesia
- PNM Kembali Tebar Reward, Kali Ini Kirim Karyawan ke Hongkong
- Ramadan Sebentar Lagi, Arab Saudi Kembali Siapkan Paket Bantuan untuk Indonesia