Jalan Tengah Nusantara
Oleh: Dahlan Iskan
Saya sendiri sebenarnya berharap dokter Terawan mengalah. Lakukanlah tahap penelitian sejak dari binatang lagi.
Memang rugi waktu. Memang tidak cocok dengan prinsip kedaruratan. Memang bisa bilang ''untuk apa lagi?" Atau: bukankah penelitian lewat binatang itu sudah dilakukan di Amerika?
Para pengkritik Anda sekarang ini mempersoalkan itu: atas nama doktrin penelitian normal. Para pengritik Anda tidak mengakui adanya kedaruratan. Mereka bilang: penelitian lewat binatang di Amerika itu kan untuk kanker.
Sejak awal saya juga setuju jalan tengah: kalau begitu janganlah VakNus ini disebut vaksin. Ide I-Nu dari dr Tifa itu juga sangat seksi.
Pikiran seperti itu muncul karena saya sangat takut ide mengembangkan VakNus ini macet di tengah jalan. Saya membayangkan kalau VakNus ini berhasil, inilah saatnya Indonesia tampil di peta bumi secara global.
Mumpung sudah terbukti: di masa darurat ini anak bangsa mampu melahirkan ventilator (ITB) dan deteksi Covid Ge-Nose (UGM).
Syukurlah ide pengembangan VakNus ini tidak sampai macet. MoU tiga instansi telah menemukan jalan tengah itu: TNI-AD, BPOM, dan Kemenkes.
Dengan MoU itu penelitian VakNus –atau apa pun namanya– tetap bisa dilakukan. Yakni di RSPAD.